TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Dari rapat kordinasi yang dihadiri Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Dwisuryo Indroyono Soesilo, Wakil Bupati Sabang Suradji Yunus, Disbudpar Aceh, Disbudpar Sabang, BPKS, TPPWB, Pemda Aceh, dan Pemkot Sabang (Senin, 29/7/2019), terungkap bahwa Sabang International Freediving Competition (SIFC) 2019, akan segera digelar untuk yang ketiga kalinya pada 4-9 November 2019 di Sabang.
Dwisuryo Indroyono mengungkapkan, Sabang International Freediving Competition 2019 adalah kejuaraan internasional selam tanpa menggunakan alat (scuba), dan merupakan event penting yang akan diikuti 40 peserta dari 23 negara. Kompetisi ini akan menjadi momentum signifikan untuk terus memperkenalkan Sabang dengan ragam pesona wisata bahari sekaligus juga untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegera ke Aceh.
Selain itu, lanjut Indroyono, juga momentum untuk menyampaikan pesan kepada wisatawan mancanegara, bahwa Sabang tidak hanya dikenal luas sebagai destinasi wisata bahari, khususnya kegiatan wisata kapal pesiar (cruise) dan kapal layar (yacht), tapi juga spot terbaik untuk atraksi wisata freediving.
Menurutnya, Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa dibidang wisata bahari, sehingga pemerintah memberi perhatian serius untuk pengembangan, di antaranya melalui deregulasi serta peningkatan fasilitas pendukungnya.
“Kita mentargetkan wisata bahari akan memberikan kontribusi sebanyak 4 juta wisatawan mancanegara (wisman). 500 ribu di antaranya wisman kapal pesiar (cruise),” kata Indroyono Soesilo.
Sabang Internasional Freediving Championship (SIFC) atau selam bebas termasuk kegiatan terpopuler Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI. Dan itu karena lautnya yang dalam dan indah, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dispbudpar) Kota Sabang Faisal.
“Sabang Internasional Freediving Championship (SIFC) diselenggarakan di Teluk Balohan, Sabang termasuk gelaran tahunan teratas atau populer di Kementerian Pariwisata RI,” katanya.
Di Teluk Balohan kedalaman lautnya berkisar dari 18-100 meter dan yang menakjubkan lagi, pada kedalaman tersebut tidak ada arus. “Itu pengakuan para peserta Freediving Championship pada tahun yang lalu,” tandasnya.
Saat ini pihak panitia, Pemda, Disbudpar, Aceh dan Sabang, BPKS serta Kemenpar terus melakukan berbagai persiapan. Hebatnya lagi kompetisi ini juga mendapat dukungan dari berbagai komunitas dan intansi pemerintahan.
Baca Juga: Pesona 200 Lokasi Selam Raja Ampat
“SIFC ke-3 tahun 2019 akan terlaksana dengan baik karena dukungan semua pihak, khususnya Kementerian Pariwisata RI, Pemerintah Kota Sabang, BPKS, dan komunitas freediving melalui semangat “The Light of Aceh” sebagai branding pariwisata Aceh yang semakin popular di kalangan wisatawan,” jelas Dwisuryo Indroyono.
Seirama dengan itu, Stanley Sradaputra, salah seorang counsultand freediving menambahkan, bahwa 40 peserta dari 22 negara akan berpartisipasi pada SIFC 2019, seperti Amerika, Taiwan, Austria, Cina, Jerman, Indonesia, Macau, Malaysia, Brunai Darussalam, Hongkong, Hongaria, Korsel, Belanda, Filipina, Singapura, Swiss, Thailand, Rusia, Afrika Selatan, Ukraina, Swedia dan Inggris.
“Dalam kejuaraan ini, atlit akan unjuk kekuatan, kepiawaiaan dan ketangkasan dengan tiga jenis atraksi selam yang akan diperlombakan yang meliputi Constant Weight/CWT, Free Immersion/FIM dan Constant Weight No Fins/CNF,” jelas Stanley.
Agua Salim dari BPKS ikut menambahkan. Menurutnya jumlah peserta tahun 2019 Sabang International Freediving Competition akan lebih kompetitif sehingga akan jauh lebih meriah. Selain jumlah pesertanya lebih banyak, hadiahnya lebih cukup menggiurkan, sekitar 200 jutaan.
Sedangkan soal perkiraan kontribusi Sabang International Freediving Competition pada ekonomi Sabang, Wakil Walikota Sabang, Suridji Yunus menguraikan kalau event ini rupiahnya betul-betul.menetes ke masyarakat di Sabang.
“Bisa dilihat dari ramainya home stay, restoran, toko souvenir, penyewaan kendaraan hingga travel. Sedangkan masa tinggal peserta lebih lama di Sabang, sehingga akan berdampak positif pula pada perekonomian masyarakat Sabang,” tandas Suridji.
Suridji menguraikan, dari 40 orang + offisial sekitar 80 orang, rata-rata pengeluaran: US$50 s.d US$80/hari/orang. Dengan perkiraan kurs US$1: Rp 15.000,-, rata-rata lama tggal:l 25 hari. Rekapitulasi 80 org x US$80 x Rp. 15.000 x 25hari = Rp. 2.4 Milyar (Dua Milyar Empat Ratus Juta).
Ismail Sidik