TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya meminta Papua Barat untuk memperbaiki tiga hal terkait atraksi, amenitas, dan aksesibilitas agar pariwisata di wilayah tersebut maju dan berkembang.
Menpar Arief Yahya menilai tiga hal itu merupakan unsur utama yang menjadi kunci kemajuan pariwisata suatu daerah.
“Untuk atraksi, Papua Barat mempunyai budaya dan alam. Utamanya wisata bahari di Raja Ampat yang sudah mendunia,” kata Menpar Arief Yahya saat meluncurkan Calender of Event Papua Barat 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (17/9/2019).
Menpar Arief Yahya didampingi Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani menjelaskan, dua event pariwisata yaitu Festival Seni Budaya Papua Barat dan Festival Pesona Bahari Raja Ampat telah masuk dalam 100 Wonderful Event merupakan perpaduan yang menarik untuk atraksi budaya dan alam (bahari).
“Persoalan yang dihadapi pariwisata Papua Barat adalah aksesibilitas, khususnya penerbangan langsung ke Sorong. Untuk ini ke depan perlu diciptakan hub-hub demi membuka penerbangan langsung dari sumber pasar seperti dari Manado dan Bali ke Sorong sebagai lokasi terdekat menuju Raja Ampat,” kata Arief Yahya.
Baca Juga: Bandara Bekas Perang Dunia II di Papua Barat Siap Dukung Pariwisata
Sedangkan untuk amenitas, Kemenpar akan membantu dengan menerapkan konsep “nomadic tourism” di Papua Barat sebagai proyek percontohan antara lain berupa tenda (glamcamp), caravan, serta homepod. “Model _nomadic tourism_ sangat cocok untuk Raja Ampat karena tidak mengganggu lingkungan alam,” kata Arief Yahya.
Selain itu, yang juga menjadi perhatian Kemenpar adalah peningkatan kualitas SDM pariwisata di Papua Barat. “Informasi yang saya dapat di Sorong sudah ada pendidikan tinggi program studi kelautan. Saya mengusulkan agar ditambah dengan program studi pariwisata. Untuk Papua Barat program studi kelautan dan pariwisata sangat tepat,” kata Arief Yahya.
Untuk itu, lanjut Menpar, Kemenpar juga siap membantu penerapan kurikulum pariwisata berstandar ASEAN dan standar dunia (UNWTO).
Ismail Sidik