TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Ajang Bali Kei Archipelago Festival (BKAF) 2019 yang berlangsung di Ohoililir, Kepulauan Kei, Maluku Tenggara yang berlangsung 1 – 3 November 2019 berlangsung sukses. Rangkaian mata acara yang digelar seolah mampu menghipnotis penonton.
Penonton tidak hanya dari masyarakat setempat, tetapi juga para wisatawan nusantara, semisal dari Ambon, Surabaya, Makasar serta wisatawan manca Negara.
Andi Manuhutu selaku penggagas mengaku puas meski tidak menampik banyak kekurangan. “Kalau ditanya apakah saya puas, saya jawab puas. Tapi tahun berikutnya saya akan berusaha meningkatkan lagi. Apalagi ada juga permintaan dari Kotamadya Tual untuk membuatnya di sana. Jadi nanti akan ada di dua tempat, yakni di Kotamadya Tual di salah satu pulaunya, dan juga di Kabuapten Maluku tenggara,’’ kata Andi.
Soal kepuasan, hal itu juga terpancar dari deretan pengisi acara yang tampil memeriahkan ajang yang berlangsung di bibir pantai Ohoililir ini. DJ Yasmin misalnya, mengakui bahwa ia biasa main di tepi pantai, tapi belum pernah yang betul betul tepat di bibir pantai seperti panggung Bali Kei Archipelago Festival 2019 ini.
“Saya benar benar exiting bisa main di tempat seperti ini. Tantangannya beda dengan pantai pantai lain yang pernah saya jadi DJ nya. Apalagi yang seolah-olah pantai,” kata DJ Cantik ini.
Hal yang sama dikemukakan oleh Jaydee, vokalis keompok soul ID. “Wah rasanya semangat kita bertambah melihat eksotisnya lokasi acara. Saya main di pantai dengan suara ombak, dibawah bulan sabit. Dan pengunjung yang antusias,” kata Jaydee.
Selain DJ Yasmin, yang tampil sebagai pengisi acara ada juga DJ Iris yang berasal dari Rusia dan DJ Ade Bro (Jakarta). Mereka bertiga membuat suasana pantai yang semarak makin heboh dengan sajian musik disco dengan gaya mereka masing-masing.
Baca Juga: Alam dan Budaya Minang, Daya Tarik Tour de Singkarak 2019
Kelompok lain yang tidak kalah menghiburnya adalah Steven and The Coconut Tree. Kelompok musik beraliran Reggae Ska yang beraksi dihari kedua BKAF ini, tampil all out selama 1,5 jam tanpa jeda. Semua musisi dan vokalis menunjukkan kualitasnya sebagai band professional yang bisa membawa suasana jadi bergairah.
Sejumlah musisi lokal yang dihadirkan, tak kalah ciamiknya dalam mengolah sajian musik. Meski berasal dari kepulauan Kei mereka tampil seperti tak mau kalah dengan musisi asal Jakarta. Bahkan seorang Rapper local diajak berjam session bersama Soul Id dan mampu mengimbangi nyanyian rap yang dibawakan.
Ini masih di tambah lagi dengan tari tarian lolal yang menggambarkan betapa kayanya kesenian dan kebudayaan kepulauan Kei.
Di hari terakhir penyelenggara juga membuat ajang sport adventure berupa lomba lari lintas alam menempuh jarak 5 km, 10 km dan 21 km yang ternyata di tempuh dengan waktu yang tidak jauh dari waktu yang tercatat di rekor rekor nasional.
Semua itu, menurut Andi Manuhutu, menunjukkan bahwa penyelenggara Bali Kei Archipelago Festival 2019 bukan cuma bekerja sebagai penyelengara pertunjukan atau Event Organizer.
“Yang kami mau bangun itu adalah ekosistem pariwisata yang meliputi semua pemangku kepentingan. Baik pemerintah, swasta, sponsor, masyarakat adat, wisatawan serta seniman,” tandas Andi Manuhutu.
Lanjutnya, kalau ingin pariwisata kepulauan Kei maju, semua harus bergandeng tangan bersama sama. Tanpa itu tidak mungkin. Apalagi Andi yakin Menteri Pariwsata dan Ekonomi Kreatif yang baru, Wishnutama pernah mengatakan bahwa industri pariwisata tumbuh bukan hanya kuantitasnya tapi juga kualitasnya. Itu yang saya pegang,”
Ismail Sidik