TRAVELOUNGE.CO I BANTEN – Wow banget, nih. Desa Wisata Cikolelet yang terletak di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, memiliki seabreg daya tarik wisata dan sentra ekonomi kreatif yang dapat memikat wisatawan.
Banyak produk ekonomi kreatif yang dihasilkan desa ini yang kemudian menjadi sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Seperti produk susu kambing etawa, budidaya dan olahan jamur, emping melinjo, kerajinan atap dari daun rumbia, olahan limbah, dendeng ikan lele dan limbat, penyulingan minyak kelapa, serta budidaya burung puyuh. Desa wisata ini juga terkenal sebagai Desa Kopi (Kampung Ekonomi Kreatif). Wisatawan dapat melihat dan belajar langsung terkait pembuatan ragam produk ekonomi kreatif.
Deretan keunggulan sentra ekonomi kreatif ini yang kemudian mengantarkan Desa Wisata Cikolelet masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
“Desa Wisata Cikolelet saya nyatakan sebagai 50 desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Mudah-mudahan desa wisata ini terus berkembang dan menjadi saluran untuk membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat melakukan visitasi ke Desa Wisata Cikolelet, Sabtu (2/10/2021).
Tak hanya sentra ekonomi kreatif yang beragam, Desa Wisata Cikolelet juga memiliki pemandangan alam yang indah. Di sini wisatawan bisa menikmati pemandangan Curug Lawang yang begitu asri karena terletak di tengah hutan yang rindang.
Ada juga spot instafoto yang menawarkan pemandangan berupa hamparan sawah, danau, juga keindahan pegunungan. Desa wisata Cikolelet pun memiliki area berkemah dan jalur mountain bike untuk para pecinta adrenalin.
BACA JUGA: Daya Tarik Ekowisata Desa Wisata Burai
Desa Cikolelet pun turut mewariskan nilai budaya yang luhur, yakni dengan mempertahankan nilai budaya seperti tradisi Ngurah Danau. Yakni sebuah tradisi membersihkan danau yang diadakan setahun sekali, di mana seluruh masyarakat tumpah ruah ke dalam danau yang mulai mengering dan mengambil ikan. Ada juga tradisi Mamaca/bertutur, rampah kok, tari yalil, hingga pertunjukan calung.
Menparekraf menyampaikan bahwa tradisi-tradisi yang ada di Desa Wisata Cikolelet ini yang akhirnya turut menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. “Kita harus melestarikan nilai budaya luhur, karena ini warisan yang akhirnya dapat mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di sini,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf turut meninjau sentra ekonomi kreatif di Desa Wisata Cikolelet. Salah satunya, melihat kerajinan atap dari daun rumbia, melihat proses pembuatan kerajinan dari limbah plastik, hingga pembuatan emping. Menurutnya, emping di Desa Wisata Cikolelet memiliki daya saing tinggi sehingga bisa dipasarkan ke pasar Internasional.
“Jadi, kita akan kembangkan produk emping di Desa Cikolelet, tidak hanya empingnya saja, tapi kulitnya juga kita inovasikan, karena kulit melinjo ini bisa dipakai untuk obat asam urat,” ujarnya.
Ia juga mendengar aspirasi dari kelompok ibu-ibu UMKM budidaya jamur dan emping. Salah satunya modal dalam pengembangan usaha. Mendengar hal tersebut, Menparekraf Sandiaga langsung memberikan modal kepada ibu-ibu untuk membeli peralatan budidaya jamur dan emping.
“Bantuan modal usaha yang telah diberikan ini, semoga menjadi berkah untuk ibu-ibu. Jangan dicampur modal buat usaha dengan sehari-hari ya, ibu-ibu,” ujarnya.
Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Menparekraf ke Desa Wisata Cikolelet. Hal ini dikatakannya memberi semangat dan energi positif bagi masyarakat setempat untuk terus meningkatkan produktivitas dan kualitas produk ekonomi kreatif. Ia pun menyampaikan komitmen untuk meningkatkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Desa Wisata Cikolelet.
“Ini memang terus kami dorong dan kembangkan potensi produk ekraf dan pariwisata di sini. Saya dan masyarakat Cikolelet sangat berbahagia sekali masuk ke 50 besar ADWI,” ujarnya.
Turut mendampingi Menparekraf Sandiaga, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Vinsensius Jemadu; Staf Khusus Bidang Akuntabilitas, Pengawasan, dan Reformasi Birokrasi Kemenparekraf, Irjen Pol Krisnandi; dan Direktur Tata Kelola Destinasi, Indra Ni Tua.
(Ismail Sidik Sahib)