Kopi Kekinian Bukan Hitam Pahit, Ini Sensasi dan Lika-Liku Bisnisnya di Yogyakarta

Rhadzaki

travelounge.co | Jakarta – Waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB. Satu demi satu muda-mudi mulai berdatangan. Ada yang bepasangan ada pula bergerombol. Gak pake waktu lama, anak-anak muda ini sudah tumpah ruah menikmati street food di pinggiran jalan I Dewa Nyoman Oka, Kota Baru Yogjakarta. 

Semakin malam, semakain ramai kawasan ini sejak fenemona munculnya street bar coffee yang tersebar di kawasan ini. Beralaskan bangku jongkok pelastik mereka menikmati kopi kekinian sambil menyaksikan lalu lalang orang dan kebisingan kendaraan di pinggir jalan.

Kehadiran street bar coffee yang mangkal di kawasan Kota Baru menjadi fenomena tempat nongkrong baru di kawasan bersejarah di Kota Yogya. Ngopi bergaya street bar coffee tengah hype di kalangan anak muda.

Street bar coffe atau istilahnya dulu kopi keliling yang menggunakan alat transportasi seperti gerobak, sepeda, motor atau mobil berkeliling berjualan kopi di jalan. Kini layaknya sebuah warung kopi atau angkringan, mereka mangkal di pinggir jalan mulai dari sore hingga malam hari dengan konsep yang unik layaknya coffee shop.

Street bar coffee Metropolitan YK, salah satu tempat ngopi yang ikut populer di kalangan pecinta kopi kekinian. Perpaduan alat transportasi rakyat yaitu bajaj dan minuman kekinian menjadi ciri khas dari coffee shop ini. Coffee shop ini memang sengaja membranding sebagai street bar coffee. “Awalnya kita survey tempat di UGM. Terus survey lagi di Kota Baru yang memang sedang ramai. Melihat suasana Kota Baru yang ramai dan kita cocok.

Brandingnya langsung di jalanan dengan buka outlet, “tutur Nugi Danuari manajer sekaligus Barista Metropolitan YK. Metropolita YK memang baru membuka coffee shop-nya bulan Juli 2024, meskipun terbilang baru, street bar coffee ini menjadi salah satu rujukan minuman kopi kekinian di kawasan kota baru.

Sweet, creamy, dan latte adalah ciri khas minuman kopi kekinian yang tengah populer. Jangan cari kopi hitam pahit pekat di street bar coffee, karena jarang ada konsumen mencarinya. “Jadi kalau mau minum kopi (bean) yang benar orang sudah tau tempatnya, bukan disini,” kata Nugi.

Sehari Metropolitan YK bisa menghabiskan 47-57 cup dalam sehari dan sudah memiliki pelanggan. Minuman kopi bestelernya adalah Moentilan dan Milky Con Heilo harganya berkisaran Rp 18 ribuRp 20 ribu percup. Untuk rasa Moentilan lebih dominan cream dan manis. Sedangkan Milky Con Heilo kosentrasinya rasanya lebih kuat pada kopinya.

Konsumen street bar coffee adalah anak-anak muda yang mengeksplorasi rasa dan ruang sosial sebagi tempat nogkrong. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam sekedar untuk bertemu dan ngobrol. 

Alasan kenapa street bar coffee ini digandrungi anak-anak muda? Selain jenuh dengan coffee shop indoor, harganya relatif lebih murah, menunya mirip di kafe-kafe dan paling sensasi ngopinya di jalanan dengan suasana terbuka.

Di Yogyakarta tren kafe-kafe dan coffee shop sebelumya sudah menjamur di berbagai sudut kota pelajar ini. Dan ini menandakan budaya ngopi sudah menjadi gaya hidup kota ini sejak lama. Dengan mengubah kebiasaan unik dari sekedar menikmati secangkir kopi di rumah menjadi ngopi sambil nongkrong bersama teman-teman di luar.

Seiring perubahan jaman, kreatifitas dan inovasi konsep gaya ngopi juga berubah. Pandangan dan stigma kopi yang dianggap maskulin di kalangan anak muda telah memudar. Kini kopi tak lagi disuguhkan dengan aroma dan warna hitam sebagai ciri khas kopi tetapi semakin milky dan creamy dengan perpaduan kopi dan susu.

Fenomena kopi kekinian juga diakui Jonathan, Pemilik Coffee Shop Multatuli yang mengusung street bar coffee. Menurutnya, anak-anak muda sekarang lari ke kopi dengan sirup, latte, capucino dan banyak rasa.

Dia pun terus berinovasi untuk menciptakan rasa sesuai selera konsumen. Namun tetap mempertahankan menu kopi rakyat yaitu kopi tubruk yang dibuat langsung dari biji kopi yang berkualitas. Kopi Fermentasi Arabica dibuat selama 36 jam yang disimpan selama 21 hari untuk keluar rasa buah, harganya berkisaran Rp 20 ribuan.

Jonathan sudah lama bergelut di bisnis kopi sebelum booming street bar coffe, dia dan temannya pernah jualan kopi keliling menggunakan gerobak sepeda. Melihat kawasan kota baru yang mulai ramai dengan kemunculan street coffe satu persatu, kemudian direspon oleh Jonathan untuk membuka usaha caffe shop di rumahnya berada di sepanjang kawasan street bar coffe.

Street bar coffe dari segi ekonomi memang termasuk bisnis yang menguntungkan tanpa perlu menyewa tempat mahal dan dipusingkan dengan berbagai fasilitasnya.

Lanskap Kota baru yang nyaman dengan gaya bangunan tua (colonial) dengan pohon-pohon besar disepanjang jalan seperti menjadi gaya hidup baru di kota ini.

Namun ditengah masih masifnya coffe shop baru dengan suasana yang nyaman, tanpa bising dan sarana yang bagus di kota pelajar ini, akankah gaya street bar coffe ini akan bertahan lama? (Yuli/Rhadzaki)

.

Berbagi: