Nyepi Merengkuh Bali

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Hari Raya Nyepi mulai merengkuh bumi. Di beberapa wilayah di Indonesia, utamanya Bali,  kesunyian  seolah mencengkram. Ini   adalah  hari kesunyian dan refleksi diri.

Untuk memastikan bahwa semua aspek ritual Nyepi diikuti dengan sempurna, polisi dan pacalang berpatroli. Semua orang di Bali harus mematuhi ritual Nyepi. Baik warga asli maupun pendatang, termasuk juga para turis.

Karena itu, penerbangan di Bali  berhenti beroperasional.  Hari itu semua warga tinggal di dalam rumah atau tidak meninggalkan pulau. Dipenjuru  Bali, kita tidak akan melIhat beragam aktivitas  seperti biasanya. Jalan pun lenggang. Semuanya menyepi.

Hari Raya Nyepi jadi ritual tahunan para penganut Hindu khususnya di Bali. Ritual suci yang mewajibkan para penganutnya untuk tidak melakukan aktivitas keduniawian.

Bahkan khusus tahun ini ada seruan bersama dari majelis agama dan keagamaan di Bali agar selama Nyepi pihak provider diharapkan untuk mematikan layanan internet.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, menghormati seruan tersebut. Rudiantara pun  mengeluarkan surat edaran agar seluruh Penyelenggara Telekomunikasi yang menyediakan layanan akses internet di Provinsi Bali untuk melakukan langkah-langkah dalam mendukung seruan bersama.

Patut diketahui juga,   Hari Kesunyian adalah tradisi yang berasal dari beberapa tahun paling awal dalam sejarah Bali.

Pada Malam Tahun Baru di Bali, ritual Bhuta Yajna dilakukan oleh setiap komunitas. Ritual ini menyingkirkan kenegatifan dan kejahatan dari pulau dan penghuninya.

Menurut kepercayaan Hindu, manusia bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara para dewa, bumi, dan manusia.

Untuk ritual ini, orang Bali membuat patung setan yang besar dari bambu dan kertas. Patung-patung ini dikenal dengan sebutan ogoh-ogoh.

Banyak ogoh-ogoh yang terlihat di pawai diciptakan oleh kelompok pemuda dari desa-desa di Bali. Ogoh-ogoh yang paling mengesankan biasanya diciptakan oleh para seniman Bali. Setelah ogoh-ogoh diciptakan, mereka dibawa ke sebuah parade jalan yang besar agar dilihat semua orang. Kembang api dan suar juga umumnya diluncurkan pada pawai jalanan Hari Raya Nyepi.

Hal ini diyakini bahwa ogoh-ogoh akan menyerap energi negatif dari penonton dan mengusir roh-roh jahat. Setelah parade, ogoh-ogoh dibakar dalam api unggun besar. Selain menangkal kejahatan dan mensucikan orang-orang Bali, api unggun juga dipercaya bisa memuaskan Batara Kala.

Selama Hari Kesunyian, orang Bali diharapkan untuk merenungkan tindakan mereka selama setahun terakhir. Banyak orang Bali akan menganggap ini sebagai kesempatan untuk beristirahat dan memikirkan cara untuk memperbaiki diri sepanjang tahun yang akan datang.

Ismail Sidik. Dari pelbagai sumber

Berbagi: