TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Ini harus benar-benar di catat ya. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memastikan atraksi wisata Indonesia dalam 100 Calender of Event (CoE) yang telah ditetapkan setiap tahunnya sudah memiliki kualitas terbaik untuk ditawarkan kepada wisatawan.
Kualitas atraksi wisata yang dimaksud meliputi koreografi, tata panggung, desain, hingga busana yang akan dipertunjukkan. Jadi bukan sekedar pertunjukan biasa.
Saat Coaching Clinic Penyelenggaraan Calendar of Events di Sparks Luxe Hotel Jakarta, Rabu (17/7/2019) Menpar memastikan event pariwisata 2019 memenuhi standar yang diarahkan Presiden Joko Widodo bahwa setiap events harus memiliki kualitas tingkat nasional.
Coaching Vlinic event turut dihadiri berbagi narasumber seperti Tenaga Ahli Menteri Bidang Management Calendar Of Events Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esty Reko Astuti, Denny Malik profesional di bidang koreografer dan music arrangement yang juga sebagai Kurator Bidang Festival dalam TIM CoE.
Selain itu ada pula, Danny M Noeranto “Ceper” yang ahli di bidang panggung, tata suara, dan tata panggung sekaligus show director, Dewi Gontha (Dirut Java Festival Production) yang memiliki kompetensi di bidang musik skala nasional dan internasional, Jamaludin Mahmood (International Commissaire UCI) di bidang sport tourism, dan Intan Ayundavira (Event Director JFC) berkompeten di bidang fashion desainer.
Lanjut Menpar Arief Yahya, standarisasi yang dimaksud yakni memiliki nilai kreativitas (Creative Value), nilai komersil (Commercial Value), nilai komunikasi (Communication Value), serta didukung oleh komitmen/keseriusan kepala daerah (CEO Commitment) dalam mengembangkan pariwisata daerahnya.
Baca Juga: Kejar Kompetensi, Pemandu Wisata Selam di Kota Manado Diberi Pelatihan Khusus
“Yang paling penting itu adalah komitmen dan keseriusan kepala daerah dalam suatu event. Sebab hipotesis saya, setiap daerah yang menyelenggarakan banyak event pendapatan perkapita daerah dan indeks kebahagiaan daerahnya akan tinggi. Seperti Banyuwangi pendapatan perkapitanya paling tinggi atau nomor dua di Jawa Timur,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar juga mengingatkan para penyelenggara untuk membuat event sesuai pasar dan harus mengikuti petunjuk teknis dari kurator sehingga atraksi wisata yang digelar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
“Melalui coaching clinic ini, para penyelenggara event di daerah mampu menyelenggarakan event dengan kualitas dunia yang mampu menarik wisatawan asing dan domestik, tidak hanya show bagi penduduk lokal,” katanya.
Dia menekankan bila Indonesia harus memiliki event dimana marketnya adalah para milenial. Sebab tidak bisa dipungkiri, jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia sebanyak 51 persennya adalah generasi milenial.
“Wisatawan yang datang ke Indonesia 51 persennya adalah milenial. Untuk itu, kita tidak hanya memiliki 100 CoE Nasional tetapi juga memiliki 10 yang dipilih langsung oleh para generasi milenial,” katanya.
Buat catatan, di Indonesia, Millennial Events yang paling disukai adalah Soundrenalin, Djakarta Warehouse Project (DWP), Indonesia Color Run, Jogja Air Show, We The Fest, Hodge Podge, Super Adventure Monster Road, The 90s Festivals, Grebeg Suro dan Festival Nasional Reyog Ponorogo, dan SOUNDSATIONS.
Ismail Sidik