TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Sungguh indah dan nyaman melihat pergelaran Duta Kesenian Kabupaten Pamekasan dalam Gerak dan Lagu Abhatek di Anjungan Jawa Timur, TMII akhir Minggu lalu. Tarian ini menceritakan tentang gadis desa yang gemar melukis batik. Menggunakan canting (alat melukis batik), dengan kelentikan jarinya mereka bak menari di atas bentangan kain putih melukiskan sulur-sulur batik Pamekasan yang indah. Menghasilkan karya sebagai simbol kearifan lokal yang membanggakan.
Para pekerja seni tampil komprehensif dan mampu merepresentasikan potensi budaya di Pamekasan yang juga sebagai salah satu sentra batik utama di Jawa Timur. Pergelaran ini diawali penampilan tari Bedaya Kembhang Keraton, tembang Tanduk Majeng, serta ditutup dengan pertunjukan sendratari Nyi Banu sebagai pamungkas acara.
Tari Bedaya Kembhang Keraton merupakan tarian menyambut tamu di Kerajaan Paseban Agung. Kemudian tembang Tanduk Majeng liriknya menceritakan tentang semangat masyarakat pesisir, para nelayan yang selalu siap menerjang ombak, menantang hujan dan badai laut, dan pekatnya malam, demi keluarga dan kerabat.
Sedangkan sendratari Nyi Banu menceritakan tentang kekhawatiran Ki Aryo Mengo atas sikap putrinya semata wayang, Nyi Banu yang senantiasa menolak setiap laki-laki yang ingin melamarnya. Ki Aryo Mengo akhirnya membuat sayembara untuk menentukan calon suami putrinya. Pemenangnya adalah Ki Aryo Pramono dari Kerajaan Pamadhegan. Pesta pernikahan pasangan Nyi Banu dan Ki Aryo Pramono dilaksanakan 40 hari 40 malam. Pesta tersebut sekaligus dijadikan momen penobatan Nyi Banu sebagai Ratu Pamelingan Pertama.
Baca Juga: Lewat Empat Tarian Budaya Indonesia Dikibarkan di Inggris
Dalam pergelaran itu hadir Pejabat (Pj) Bupati Pamekasan, Dr. Ir. RB. Fattah Yasin, M.S, Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, Samad Widodo, SS, MM. Mereka sangat antusias menikmati pertunjukan ini sejak awal hingga akhir. Apalagi kursi penonton juga dipenuhi masyarakat Pamekasan yang menetap di Jabodetabek.
Selain itu turut menyaksikan juga, Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Pamekasan, H. Mohamad Alwi, S.Sos, M.Si, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan, Achmad Sjaifudin, ST. MT, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupatena Pamekasan, Drs. Syaiful Haq Ramli, M.Si, serta Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan, Sonny Budhiarto, SH, M.Si.
Dalam pergelaran yang memukau penuh keindahan itu, puluhan seniman terlibat, seperti Evi Setiawati Sukmana, S. Pd (Penulis Cerita & Sutradara), Evi Setiawati Sukmana, S. Pd (Penata Tari), Beni Bastian (Artistik), Rini Wulandari (Penata Kostum dan Penata Rias), Marsiyono (Panata Musik), serta puluhan pengrawit, penyanyi dan penari.
Seperti biasanya, para Juri Pengamat Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur adalah, Suryandoro, S.Sn (Praktisi dan Pengamat Seni Tradisi), Eddie Karsito (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), Dra. Nursilah, M. Si. (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan Catur Yudianto (Kepala Bagian Pelestarian dan Pengembangan Bidang Budaya TMII).
Untuk mengingatkan, pergelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur selama bulan Agustus 2018, akan tampil duta seni dari Kabupaten Kediri (5 Agustus 2018). Menyusul kemudian dari Kabupaten Tulungagung (12 Agustus 2018), Kabupaten Sidoarjo (19 Agustus 2018), dan Kabupaten Bojonegoro (26 Agustus 2018).
Ismail Sidik