TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Peduli Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada dunia film terus mengalir demi untuk memajukan ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya subsektor perfilman yang sekarang sudah mulai bangkit dan tetap perlu penanganan yang intens. Kali ini Bekraf mendukung lahirnya penulis skenario cerita anak Nusantata.
Yah, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) bekerjasama dengan Wahana Kreator & BASE Animation Studio menyelenggarakan pelatihan intensif dan rekrutmen penulis skenario anak bersama mentor profesional yang berpengalaman di penulisan skenario film anak seperti Salman Aristo, Gina S. Noer, Arief Ash Shiddiq & Chandra Endroputro.
Workshop intensif ini gratis dan akan berlangsung selama 9 minggu. Para calon penulis terpilih, berkesempatan untuk menjadi penulis skenario animasi Si Unyilproduksi Perum Produksi Film Negara (PFN) dan BASE Animation Studio. Kesempatan ini terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berusia 21 tahun ke atas dan siap menjalani masa pelatihan & bekerja di Jakarta.
“Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan Wahana Kreator Nusantara, Base Studio dan Perum Produksi Film Negara (PPFN) meluncurkan program pelatihan dan pencarian penulis skenario bertajuk Skenario Cerita Anak Nusantara (Scara),“ kata Dr. Ing. Abdur Rohim Boy Berawi, saat acara peluncuran program Skenario Cerita Anak Nusantara (Scara), di Event Space Rework fX Sudirman Lt.7, Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Boy menjelaskan, bahwa program ini bertujuan untuk menghasilkan penulis skenario film anak yang berkualitas, dan siap berkontribusi bagi perfilman nasional, khususnya film animasi anak.
Baca Juga: Membangun Kabupaten Bojonegoro dengan Optimalisasa Alam, Seni dan Wisata
“Industri perfilman Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini sudah mulai bangkit, bahkan pada 2016 pertumbuhannya sangat tinggi hingga 10,6 persen di antara 16 sub sektor ekonomi kreatif,“ beber peraih gelar Master of Science dari Politecnico di Milano (Polimi) Italia.
Seiring dengan pertumbuhan tinggi industri perfilman itu, lanjut Boy, sayangnya produksi film anak masih sangat minim sekali. “Mayoritas film yang beredar di pasaran saat ini bertema dewasa, seperti genre laga, komedi maupun horor,“ ungkap Boy lagi.
Hal itu, menurut meraih gelar Doctor Ingeneur pada program MIT Portugal, yang merupakan kerja sama antara Massachusetts Institue of Technology (USA) dengan University of Porto (Portugal), anak-anak dipaksa mau tidak mau harus menonton film bertema dewasa yang seringkali kurang pantas ditonton untuk anak.
“Karena itu, Bekraf akan terus berupaya melakukan langkah-langkah menggairahkan minat nonton dan juga menggerakkan para pelaku industri perfilman, untuk memproduksi film anak, salah satunya melalui program Scara ini,“ terangnya.
Ismail Sidik