TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Bioskop kembali di buka, Bang Sandy (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno) meninjau Epicentrum XXI Jakarta.
Saat ini pemerintah memang tengah melakukan sejumlah penyesuaian aktivitas masyarakat di masa perpanjangan PPKM Level 1 – 4. Salah satunya dengan membuka kembali bioskop yang izin operasionalnya ini sudah dimulai sejak 16 September 2021 dan hanya diberikan kepada kabupaten/kota yang telah menerapkan PPKM Level 2 dan 3.
Menparekraf meninjau secara langsung penerapan protokol kesehatan ke salah satu eksibitor, di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Kamis (23/9/2021). Menparekraf juga berkesempatan menghadiri press conference peluncuran teaser dan poster film ‘Losmen Bu Broto’.
Menparekraf mencoba langsung dan mengamati alur protokol kesehatan yang telah diterapkan. Mulai dari scan QR code melalui aplikasi PeduliLindungi, memakai hand sanitizer yang telah disediakan dan pengecekan suhu tubuh di pintu masuk bioskop. Suhu tubuh di atas 37,3 derajat celcius tidak diperkenankan masuk dan pengunjung diwajibkan memakai masker.
Semua protokol kesehatan ini dilakukan dengan physical distancing sesuai dengan sign yang sudah disediakan. Para staf juga telah dilengkapi dengan alat pelindung diri yang dibutuhkan. Seperti sarung tangan, masker, serta face shield.
“Hari ini saya mencoba secara langsung di lapangan penerapan dari CHSE dan aplikasi PeduliLindungi yang terintegrasi di bioskop,” katanya.
Selain itu, berbagi persyaratan lain yang tertuang di dalam Inmendagri Nomor 24 Tahun 2021 pun juga telah diterapkan oleh pihak bioskop. Seperti, pengunjung yang diperkenankan masuk adalah pengunjung yang sudah mendapatkan dua kali dosis vaksin dan yang berusia 12 – 60 tahun. Kemudian, kapasitas seat bioskop hanya 50 persen, dan pengunjung pun tidak diperbolehkan untuk makan dan minum selama berada di area bioskop. Pengunjung juga dianjurkan membeli tiket terlebih dahulu secara online, untuk meminimalisasi sentuhan.
“Mohon dukungan dari semua pihak agar bioskop ini tetap terjaga kepatuhan dan kedisiplinannya terhadap protokol kesehatan. Dan kita yakin film-film Indonesia mempunyai peluang untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan meraih prestasi baik di dalam maupun di luar negeri,” ujar Sandiaga.
Turut mendampingi Menparekraf, Deputi Bidang Ekonomi Digital Dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Neil El Himam; Direktur Industri Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf/Baparekraf, Mohammad Amin; dan Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf/Baparekraf, Henky Manurung.
BACA JUGA: Di Stasiun Ini Tarif Rapid Test Antigen Cuma Rp 45.000
Apresiasi Film Losmen Bu Broto
Dalam kesempatan itu, Menparekraf mengapresiasi film “Losmen Bu Broto” yang akan mengudara pada 18 November 2021. Dibintangi Maudy Koesnaedi, Mathias Muchus, Putri Marino, Maudy Ayunda, dan Baskara Mahendra. Menurutnya, film ini dapat menjadi pemantik kebangkitan subsektor ekonomi kreatif lainnya.
“Saya melihat ada satu optimisme di film Losmen Bu Broto. Karena film ini merupakan salah satu film yang mengangkat hospitality atau keramahtamahan Indonesia dan bagaimana ekosistem pariwisata itu menjadi salah satu ekosistem yg harus kita bangkitkan. Kita harapkan film ini dapat menjadi awal dari terciptanya geliat subsektor perfilman,” kata Sandiaga.
Menparekraf pun menjelaskan bahwa Kemenparekraf tengah berupaya untuk membangkitkan kembali industri kreatif tanah air, khususnya pada subsektor film melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang dianggarkan sekitar Rp266 miliar dan telah mendapat persetujuan oleh Kementerian Keuangan.
Program PEN Film ini terbagi ke dalam tiga skema, yaitu skema promosi, skema pembelian lisensi, dan skema produksi.
Skema promosi bertujuan untuk membantu mempromosikan film-film Indonesia terpilih yang akan tayang (film siap tayang) di media penayangan multiplatform legal.
Kemudian, skema pembelian lisensi, untuk memberikan apresiasi bagi pemilik film Indonesia dan meningkatkan ketersediaan film berkualitas. Dan, skema produksi diperuntukan bagi komunitas film pendek atau dokumenter daerah.
Untuk skema promosi sendiri, saat ini sedang diupayakan agar dapat open call pada akhir bulan September 2021. Sedangkan, skema pembelian lisensi dan skema produksi masih dalam tahap pembahasan.
“Ini kita harapkan bisa memberikan satu udara segar kepada subsektor perfilman untuk bangkit dan pulih kembali. Sehingga subsektor ini tidak mengalami kerusakan permanen, tapi bisa tumbuh dan berkembang serta membuka peluang kerja seluas-luasnya,” imbuhnya.
(Ismail Sidik Sahib)