Untuk Hasilkan Devisa, Perlu Produk Wisata yang Menarik Serta Promosi yang Gencar

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – “Sektor pariwisata dalam menghasilkan devisa perlu mempersiapkan produk wisata yang menarik serta melakukan promosi yang gencar,” kata I Gde Pitana dalam acara media gathering mancanegara yang mengangkat tema ’Kebijakan Strategi Pemasaran Pariwisata di Dalam Negeri dan Pasar Asia Tenggara dan Oceania serta Dukungan Kemenpar untuk Asian Games 2018’ yang berlangsung di Double Tree by Hilton Hotel Jakarta, Rabu siang (15/08).

Pariwisata menjadi sektor andalan dalam mendukung strategi kebijakan penguatan cadangan devisa karena memiliki balance of payments atau neraca pembayaran yang selalu surplus. Devisa yang diperoleh dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) atau inbound dengan uang yang dibelanjakan oleh wisatawan nasional (wisnas) yang berwisata ke luar negeri atau outbound menunjukan angka positif.

Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana mengatakan, data balance of payment pariwisata yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) maupun Bank Indonesia (BI) dalam empat tahun terakhir menunjukkan surplus. Hal ini dikarenakan antara ekspor (berupa pendapatan devisa dari kedatangan wisman ke Indonesia) dibandingkan impor (berupa pengeluran wisnas di luar negeri) menunjukkan angka positif.

Baca Juga: Krakatau dan Krui Jadi Andalan Lampung untuk Menarik 275 Ribu Wisatawan

I Gde Pitana menjelaskan, trend perolehan devisa pariwisata yang terus meningkat dalam empat tahun belakangan ini seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang pada tahun 2017 lalu sebanyak 14,01 juta wisman. Pada tahun ini, ditargetkan sebanyak 17 juta wisman dan meningkat menjadi 20 juta wisman dengan perolehan devisa sebesar Rp 280 triliun pada tahun depan.

Data balance of payment pariwisata yang dikeluarkan BI pada 2016 menunjukkan surplus sebesar US$ 3,688 miliar. Nilai ekspor sebesar US$ 11,238 miliar, sedangkan nilai impor sebesar US$ 7,549 miliar.

Seperti diketahui dalam rapat terbatas (Ratas) baru-baru ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) menagih strategi kebijakan penguatan cadangan devisa yang telah dijalankan oleh jajarannya dalam memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Penguatan cadangan devisa Indonesia sangat penting bagi ketahanan ekonomi terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Ismail Sidik

Berbagi: