TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA, 16 November 2018 – Pengembangan pariwisata membutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak. Untuk mengakomodir salah satu kebutuhan itu, Kementerian Pariwisata mengadakan Forum Komunikasi Staf Ahli untuk Wonderful Indonesia dengan menghadirkan pembicara dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman di Grand Sahid Hotel, 15 November 2018.
Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mengatakan bahwa tujuan penyelenggaraan forum komunikasi ini adalah melakukan koordinasi antar staf ahli di seluruh Kementerian/Lembaga guna percepatan pembangunan pariwisata demi pencapaian target kunjungan 17 juta wisman di tahun 2018 dan 20 juta wisman di tahun 2019. Hal ini dilakukan karena sinergi Staf Ahli Menteri (SAM) diperlukan dalam mendukung percepatan pengembangan pariwisata,” kata Ukus.
Lebih lanjut, pihaknya berharap Kementerian/Lembaga melalui para staf ahli memberikan dukungan lintas sektor terhadap pembangunan pariwisata di Indonesia. Selain itu, lahirnya sebuah wadah/forum khusus staf ahli kementerian/lembaga memudahkan komunikasi untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
“Pariwisata menyentuh langsung perekonomian masyarakat. Maka perlu perhatian khusus dalam pengembangannya. Untuk itu kerjasama dengan berbagai pihak harus dilakukan dengan baik,” sambung Ukus lagi.
Baca Juga: Pembangunan KEK, Pariwisata di Jawa Barat Semakin Terarah
Sebagai pembuka, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata, Anang Sutono mengatakan bahwa fokus pengembangan pariwisata tahun 2019 adalah memasarkan produk pariwisata lebih gencar. Berbeda dari tahun sebelumnya, porsi pemasaran tahun ini mencapai angka 50% dari kegiatan utama yang dilakukan oleh Kemenpar. Selebihnya adalah advertising dan branding sebanyak 30 dan 20%.
Secara rinci, dijelaskan bahwa program selling atau penjualan dilakukan antara lain melalui event cross border atau misi penjualan yang dilakukan dengan menyasar pada pasar-pasar potensial bertempat di pusat keramaian dengan melibatkan industri, travel agent, tour operator, termasuk pemerintah daerah yang memiliki potensi besar untuk dijual.
“Para stakeholder dipertemukan, pembeli bertransaksi langsung dengan travel agen dan industri di sejumlah negara ‘origin’ (negara yang menyumbangkan inbound terbesar). Misalnya China, Malaysia, Singapura, Australia, dan India. Kelima negara inilah yang pertumbuhan wisatawannya bagus,” tambah Anang.
Ismail Sidik