TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) sebagai mitra pemerintah siap mendukung program pengembangan industri pariwisata. Utamanya dalam meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun mendatang.
“Peran industri pariwisata berada di garis terdepan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata Indonesia,” kata Ketua GIPI, Didien Junaedy saat Rakernas GIPI II Tahun 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat (17/10/2019)
Tujuan Rakernas II GIPI Tahun 2019 antara lain untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program kerja GIPI dan kinerja kepengurusan serta menyusun program kerja untuk tahun berikutnya, dan melaporkan posisi keuangan GIPI. Selain itu untuk menampung pendapat dan usulan serta masukan dari anggota GIPI maupun DPD–DPD dan memperjelas koordinasi industri dengan Kementerian Pariwisata serta Kementerian/Lembaga terkait lainnya.
Patut juga diketahui, GIPI merupakan organisasi mandiri bersifat nirlaba, melaksanakan fungsinya sebagai mitra kerja pemerintah dan pemerintah daerah, serta menjadi wadah komunikasi dan konsultasi para anggota dalam penyenggaraan pembangunan kepariwisataan.
Saat membuka Takwrnas GIPI II Tah7n 2019, Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap (GIPI) bisa mengkoordinasikan para industri pariwisata di daerah untuk sama-sama berperan dalam proses pengembangan ekosistem pariwisata di Tanah Air.
Ia melanjutkan, GIPI berfungsi sebagai mitra kerja pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta wadah komunikasi dan konsultasi para anggotanya dalam penyelenggaraan dan pembangunan kepariwisataan.
Baca Juga: KEK Batam Strategi Jitu Majukan Pariwisata Kepri
“Sebaiknya, industri dikoordinasikan oleh GIPI, karena sangat mudah untuk lintas kementerian dan lintas sektor. Namun tantangan terbesarnya adalah environmental sustainable development, karena GIPI lebih cair sehingga bisa tidak membuat antar kementerian berhadap-hadapan,” katanya.
Karena itu Menpar mendorong semua anggota GIPI untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia, dengan menggunakan kriteria yang berlaku di dunia seperti TTCI (Travel and Tourism Competitiveness Index) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF).
“Sebagai bentuk sinergi Pentahelix, para industri untuk berpartisipasi meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia dengan memberikan dukungan dan berpartisipasi dalam upaya-upaya strategi perbaikan pariwisata Indonesia sesuai dengan pilar-pilar TTCI, khususnya pada Top Bottom 3, yaitu Environmental Sustainability, Health and Hygiene, dan Tourist Service Infrastructure,” katanya.
Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia yang diranking oleh lembaga dunia, World Economic Forum (WEF) dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2019 beranjak naik. Kini berada di posisi 40 dari 140 negara yang dikalibrasi dengan global standar.
Seperti diketahui, Singapura yang dinilai paling maju di kawasan ASEAN, turun 5 peringkat, dari peringkat 12 ke 17 dunia. Malaysia, yang dikenal sebagai ‘musuh bebuyutan’ Indonesia, juga turun 3 peringkat, dari peringkat 29 ke 26. Thailand naik 3 tingkat, dari peringkat 34 ke 31. Sedangkan Vietnam naik 4 peringkat, dari peringkat 67 ke 63.
Ismail Sidik