TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA — Dari dialog pelaku industri musik dan wartawan, yang berlangsung di Studio Nagaswara Music, Menteng, Jakarta Pusat (10/11/2020), terungkap Indonesia punya landasan hukum bagi perlindungan atas Hak-Hak Kekayaan Intelektual (HKI), seperti Hak Cipta. Hal ini memberi harapan perlindungan terhadap berbagai macam Karya Cipta, termasuk Karya Musik. Terkait perlindungan hak cipta, Indonesia mengenal konsep “Hak Ekonomi” dan “Hak Moral”.
Dialog yang dipandu wartawan senior, Bens Leo tersebut, menghadirkan CEO Nagaswara Music, Rahayu Kertawiguna, personil Band Elkasih. Serta para Wartawan yang tergabung di Forum Wartawan Hiburan (Forwan) Indonesia.
“Musik adalah perjuangan. Sepuluh November ini harus menjadi momentum bagi kita untuk memperjuangkan hak-hak para Pelaku Industri Musik,” ujar Rahayu Kertawiguna.
Baca Juga: Musisi Perlu Perkuat Pemahaman Soal Hak Cipta
Terkait perlindungan hak cipta, menurut Bens Leo, di Indonesia mengenal konsep “Hak Ekonomi” dan “Hak Moral”. Hak Ekonomi adalah hak mendapat manfaat Ekonomi atas Ciptaan. Hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta. Hak ini tidak dapat dihilangkan dengan alasan apa pun.
“Jangka waktu berlakunya Hak Cipta sepanjang hidup penciptanya ditambah 70 tahun,” ujar Bens menambahkan.
Mengemukanya masalah Perlindungan Hak Cipta dalam Diskusi ini. Memang terkait dengan kasus Hak Cipta yang sempat dihadapi kelompok Musik Elkasih di bawah label musik yang pernah menaunginya.
Band Elkasih dibentuk, 1 Januari 2008. Grup dengan konsep musik “Hybrid Pop” itu beranggotakan El Ibnu (Vokal), El Arif (Drum), El Fajar (Bas), El Ari (Keyboard) dan El Binbin (Gitar).
Mei 2008, Elkasih bekerjasama dengan label pertama mereka, dan merilis mini album perdananya yang bertajuk “Pesan Dari Surga”. Dalam mini album yang berisi 6 (enam) lagu itu, single “Kau Tigakan Cinta” mencuat di pasaran.
Lagu “Kau Tigakan Cinta” cukup Populer di kalangan anak muda Indonesia. Sehingga mengangkat nama Elkasih. Selain menduduki puncak tangga lagu populer di stasiun-stasiun radio tanah air dan televisi. Lagu tersebut juga sempat merajai perolehan download Ringback Tones (RBT).
Dengan label yang sama, Elkasih kembali merilis album kedua mereka, “Cinta Itu Ada”, di tahun 2010. Album ini berisi 7 (tujuh) buah lagu. Semua lagu dalam dua album Elkasih itu diciptakan oleh El Ibnu alias Noventino Budi Lesmana.
Persoalan manajemen Elkasih dengan Label tempat mereka bernaung, kemudian membuat para personil band itu berpisah. Belakangan, kemalangan yang bertubi-tubi menimpa El Ibnu Viral di media sosial. Dan membuka cerita perjalanan band dengan filosofi “yang terkasih” (Elkasih) itu.
“Mereka (Band Elkasih), adalah pihak-pihak yang berhak sebagai pemegang Hak Cipta, sebagai Pemilik Hak Cipta yang harus dilindungi dan diperjuangkan Haknya,” ujar Rahayu lagi.
Elkasih selanjutnya menyerahkan Hak Atas Publishing lagu-lagu mereka di bawah bendera Nagaswara Publisherindo Musik. Dengan demikian, pengelolaan atas lagu-lagu itu dan Royalti dapat secara jelas diberikan.
13 lagu Elkasih yang berada di bawah Nagaswara Publisherindo Musik tersebut, Album ke-1, “Pesan Dari Surga”, “Kau Tigakan Cinta”, “Lelakimu”, “Aku Harus Pergi”, “Pergilah Cinta”, “Pesan Dari Surga”0 dan “Sekali dan Terakhir”.
Di album ke-2, “Cinta Itu Ada” meliputi lagu; “Mimpi 3 Malam”, “Dimana Kau Punya Hati”, “Tapi Kau Cintaku”, “Cinta Itu Ada”, “Cinta Gelap”, “PD (Please Deh)” dan lagu “Annisa.”
“Akhirnya kami telah memerdekakan grup kami Elkasih yang sempat tersandera, oleh pihak yang tidakmenghargai karya-karya kami. Sekarang kami berlabuh di Label yang bisa dipercaya, Nagaswara Music and Publishing,” ujar El Ari, mewakili rekan-rekannya.
El Ari mengungkapkan, selama Elkasih vakum, satu album mereka di Label yang lama sama sekali tidak pernah mendapatkan Report dan Royalti. Padahal, ia dan teman-temannya tahu bahwa lagu-lagu mereka masih menghasilkan dari YouTube, iTunes, Joox dan lain-lain.
“Kami tidak pernah mendapatkan Hak kami. Itulah permasalahan selama 10 sampai 12 tahun. Baru sekarang kami dapat memerdekakan hak-hak kami yang sempat tersandera,” tambah Ari.
Grup musik yang didirikan 12 tahun silam ini kembali mencuri perhatian Publik, setelah diketahui vokalisnya, El Ibnu, terserang stroke, hidup di atas kursi roda serta sempat tinggal di Panti Sosial. Ibnu dan para personil band Elkasih hampir tidak pernah menikmati buah hasil Karya mereka.
Penderitaan yang dialami El Ibnu justru menyatukan kembali para personil band ini, minus El Binbin yang sudah tidak bermusik lagi. El Ari lantas menggagas ide untuk membantu Ibnu yang tengah kesulitan, agar tetap semangat dan terus berkarya lewat talentanya menulis syair untuk Elkasih.
Upaya pertama yang diperjuangkan Elkasih adalah memastikan langkah hukum atas 13 lagu yang mereka hasilkan di Dua Album. Meski tidak mudah, saat ini 13 lagu tersebut sudah kembali kepada Elkasih sebagai Pemilik Sah.
(Ismail Sidik Sahib)