TRAVELOUNGE.CO I BANYUWANGI — Pariwisata merupakan alat penggerak perekonomian masyarakat serta bisa mengarahkan kebudayaan masyarakat menjadi lebih baik sehingga keadaan kota lebih tertata. Hal inilah yang terjadi pada daerah yang pariwisatanya dikembangkan dengan baik, salah satunya Banyuwangi, dimana keberagaman budaya jadi penggerak pariwisata Banyuwangi.
“Pariwisata bukan hanya mendatangkan pendapatan, lebih dari itu pariwisata menggerakan budaya menjadi lebih baik. Pantai lebih bersih, keamanan terjaga, konservasi berjalan. Kalau dulu keberagaman budaya tidak banyak dilirik, sekarang keberagaman budaya di Banyuwangi menjadi alat konsolidasi,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam jamuan makan malam bersama rombongan Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) di Pendopo Bupati Banyuwangi, Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Jumat malam (21/09).
Anas menjelaskan, salah satu festival Banyuwangi yang berhasil adalah Festival Gandrung Banyuwangi karena festival ini dilakukan tanpa bantuan event organizer dan melibatkan 2000 orang penari. “Dalam event tersebut, bukan hanya desain yang diperhatikan, tapi bagaimana event tersebut bisa melibatkan seluruh masyarakat dengan menampilkan keunikan daerahnya,” kata Bupati Azwar Anas.
Senada dengan itu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata mengapresiasi keberhasilan Banyuwangi dalam memajukan pariwisata. Minggu ini, ada dua event besar Banyuwangi yang diselenggarakan yaitu Jazz Ijen 2018 pada 22 September 2018 di Amfiteater Taman Gandrung Terakota Jiwa Jawa Resort Ijen dan upacara Adat Kebo-Keboan di Alasmalang pada 23 September 2018.
Baca Juga: Menpar Ikut Larut dalam Ritual Seblang Olehsari Banyuwangi
Kedua event tersebut bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengemas atraksi pariwisata dengan mengangkat seni dan budaya khas daerah. Hal ini berlaku seperti yang kerap diucapkan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, alam semakin dilestarikan semakin mensejahterakan.
“Kami membawa beberapa media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pariwisata dengan tujuan untuk turut mempublikasikan pariwisata Banyuwangi dan perkembangan 3A-nya (Aksesibilitas, Atraksi dan Amenitas),” sambung Guntur Sakti, Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar.
Banyuwangi menjadi tempat dimana disini menjadi enzim growth untuk pertumbuhan ekonomi. Target devisa 2019 yaitu 280 triliun rupiah dengan sumbangan 5,5% terhadap PDB. Posisi daya saing pariwisata juga terus meningkat. Hal ini merupakan perkembangan baik bagi pariwisata. “Terimakasih pada semua pihak yang telah bekerjasama untuk memajukan pariwisata,” tutup Guntur Sakti.
Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Press Tour Forum Wartawan Pariwisata 2018 yang rutin diadakan setiap tahun sebagai program kerja Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata. Press Tour Forwapar ini bertujuan mempublikasikan destinasi dan event unggulan daerah agar semakin dikenal.
Ismail Sidik