TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar sosialisasi Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) pada Senin (9/9/2019) di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta.
Sosialisasi diikuti 200 peserta, seperti Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) dari 34 provinsi se-Indonesia, Kadispar kabupaten/kota yang daerahnya berpotensi terkena bencana alam, Sekdispar, Kabid Pemasaran Disparprov, Kementerian/Lembaga BNPB, BMKG, Badan Geologi, PVMBG, Kemendagri, Bank Indonesia serta pejabat dilingkungan Kemenpar.
Acara ini membahas Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 tahun 2019 tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan, Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengelolaan Krisis Kepariwisataan. dan Peta Geospasial Krisis Kepariwisataan.
Sosialisasi menghadirkan beragam pembicara, seperti Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Wakll Direktur Pusat Studi Otonomi Daerah IPDN Kemendagri Dr. Khalilul Khairi dengan Menteri Pariwisata sebagai keynote speaker.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat membuka acara sangat mengapresiasi penyelenggaraan Sosialisasi Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK). Karena acara ini bisa menyamakan persepsi dan komitmen antara Pusat dan daerah dalam rangka pengendalian krisis kepariwisataan serta mensinergikan pemerintah pusat dan daerah dalam mitigasi dan penanganan bencana krisis kepariwisataan daerah.
“MKK juga menjadi pedoman dalam menangani krisis pariwisata di tanah air yang mengacu kepada standar dunia UNWTO,“ jelas Menpar Arief Yahya.
Baca Juga: Kemenpar Dorong Percepatan ITMP di Mandalika
Menpar juga menjelaskan bahwa pariwisata di indonesia tumbuh 12,58 persen pada desember 2018. Hal ini membuat Indonesia mengalami pertumbuhan tercepat di dunia dan diyakini tahun 2019 bisa menjadi penghasil devisa terbesar di dunia mengalahkan kelapa sawit dan batubara.
Pariwisata seperti dituturkan Menpar Arief sempat mengalami penurunan pariwisata sebanyak 2 juta orang sebagai dampak bencana pariwisata. Bahkan hingga kini masih belum stabil. Untuk itulah Menpar berpesan agar hati hati dalam menetapkan status bencana ditempat- tempat wisata. Sebab mampu mempengaruhi kunjungan wisatawan.
“Setelah saya mengeluarkan statement Bali keadaan aman, maka wisatawan banyak yang datang lagi. Kesimpulan yang didapat, status mampu mempengaruhi wisatawan,” ucap Menpar Arief.
Tidak hanya itu, promosi yang dilakukan Kemenpar ke seluruh dunia terkait tempat wisata yang terkena bencana juga membuat jumlah wisatawan kembali meningkat.
Ismail Sidik