TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Indonesia dan Jepang memiliki hubungan yang sangat lama. Jepang memiliki kontribusi yang tinggi bagi Indonesia dalam pembangunan ekonomi, menciptakan nilai tambah, membuka lapangan kerja dan membangun SDM berkualitas, serta menguatnya hubungan, baik antar pemerintah, masyarakat, mapun pengusaha. Jepang juga merupakan mitra yang baik karena dalam menjalankan investasinya selalu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Tahun depan (2018) akan diperingati 60 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang.
Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo, seusai pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Istana Bogor tanggal 15 Januari 2017 mengatakan bahwa Investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015-2016 tercatat meningkat dua kali lipat.
Dalam 6 tahun terakhir, nilai investasi Jepang di Indonesia termasuk yang terbesar di antara negara-negara lainnya. BKPM mencatat, pada 2011 investasi Jepang berada di urutan ke-2 (1.5 milyar dolar AS), 2012 di urutan ke-2 (2.5 milyar dolar AS), 2013 di urutan pertama (4.7 milyar dolar AS), 2014 di urutan ke-2 (2.7 milyar dolar AS), 2015 di urutan ke-3 (2.9 milyar dolar AS), 2016 di urutan ke-2 (5.4 milyar dolar AS). Sehingga total investasi Jepang dalam 6 tahun terakhir ini mencapai 19.7 milyar dolar AS. Jumlah perusahaan Jepang di Indonesia saat ini juga sudah mencapai lebih dari 1.750 perusahaan, dengan kegiatan utamanya di bidang infrastruktur, jasa dan manufaktur.
Investasi Jepang di Indonesia telah memberikan nilai tambah lebih tidak sekadar meningkatkan FDI (foreign direct investment) dan penyerapan tenaga kerja. Melalui investasi langsung Jepang telah memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan alih teknologi, bahkan kini sudah terjadi proses transformasi teknologi di berbagai industri yang kian berkembang dan mendorong laju roda perekonomian nasional. Investasi Jepang yang melibatkan sektor usaha kecil dan menengah, akan sangat membantu dalam percepatan alih teknologi dan pertumbuhan perekonomian nasional.
Guna mendorong peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Daya Saing Ekspor Produk Indonesia, serta guna mengetahui lebih mendalam mengenai industri manufaktur yang berkontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi bangsa tersebut, Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ) dan Jakarta Japan Club (JJC) kembali menyelenggarakan seminar Kewirausahaan & Monozukuri, bertempat di Pabrik PT. Astra Honda Motor, Cikampek-Karawang, Jawa Barat, produsen sepeda motor Merek HONDA.
Sebelumnya, seminar semacam ini telah dilaksanakan sebanyak tiga belas kali secara berkala sejak April 2012, untuk menyampaikan pentingnya Spirit Monozukuri yang berakar di dalam perusahaan-perusahaan manufaktur Jepang, yang patut kita teladani.
Pengusaha-pengusaha terkemuka dari Jepang diundang sebagai pembicara untuk menjelaskan bagaimana mereka menjalankan usahanya dan berbagi ilmu. Perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia dikunjungi, untuk melihat implementasi Spirit Monozukuri di lapangan.
Monozukuri dalam bahasa Jepang berasal dari kata “mono” berarti produk atau barang dan “zukuri” yang berarti proses pembuatan, penciptaan atau produksi (manufacturing). Namun konsep ini mengandung makna yang jauh lebih luas dari arti harafiahnya, sehingga mengungkapkan kepemilikan spirit mencipta dan memproduksi produk-produk unggul serta kemampuan terus menyempurnakan proses dan sistim produksinya. Monozukuri ini di Jepang berhasil menjadi penggerak ekonomi sektor riil dan sekaligus cikal bakal kemajuan teknologi. Konsep yang telah diterapkan oleh wirausaha Jepang sejak ratusan tahun lalu ini, mengandung nada keunggulan (excellence), keahlian dan ketrampilan (skills), jiwa (spirit –roh pendorong/penggerak), semangat (zest) dan kebanggaan (pride) dalam kemampuan menciptakan dan memproduksi barang dengan sangat baik.
Konsep ini sangat baik jika bisa ditularkan dan dicontoh oleh para generasi muda, akademisi dan usahawan kecil-menengah di tanah air, karena tidak sekadar mengembangkan usaha menjadi yang lebih baik dan besar, melainkan juga sebagai strategi mempertahankan usaha dalam menghadapi dinamika persaingan pasar.
Seminar ini kembali digelar sebagai bentuk dukungan nyata Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ) dan Jakarta Japan Club (JJC) terhadap salah satu program Kabinet Kerja dibawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo, yang telah ditetapkan dalam NAWA CITA : “Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing Produk Indonesia di Pasar Internasional, sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa Asia lainnya”.
Rachmat Gobel, Utusan Khusus Presiden RI untuk Jepang yang juga Ketua Umum PPIJ dalam sambutannya pada Seminar ini mengatakan : “Dalam berinvestasi di Indonesia, Jepang tidak hanya bertindak sebagai pemodal semata, namun juga telah melakukan transformasi teknologi dalam industri nasional. Transfer teknologi bukan hanya bicara bagaimana menciptakan barang yang berkualitas, tetapi juga bagaimana si manusianya mampu memahami tentang teknologi tersebut. Ada proses dan tahapan yang harus dilewati untuk bisa disebut sebagai transformasi teknologi. Pertama adalah transfer of job (pekerjaan), transfer of know how (mengerti), dan baru kemudian terjadilah transfer teknologi”.
Pada kesempatan Seminar ini untuk mensosialisasikan secara luas Budaya Monozukuri kepada generasi muda di Indonesia, Rachmat Gobel selaku Utusan Khusus Presiden RI untuk Jepang menunjuk secara resmi JKT48 sebagai DUTA MONOZUKURI. JKT 48 adalah idol group ternama di Jakarta, yang merupakan sister group dari AKB48 Jepang dan memiliki follower luas di sosial media.