Ouro Preto Brasil, Kota Dingin Beraroma Abad 19

Travelounge

Bagian utama kota Ouro Preto dengan ciri khas tata letak ala Portugis yang menyediakan ruang kosong dikelilingi bangunan.

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Kebisingan kota metropolitan Belo Horizonte seperti tak terdengar lagi ketika menginjak kota kecil Ouro Preto yang terletak sekitar 100 kilometer dari kota Belo.

Kehidupan di kota ini berjalan tenang. Menurut sensus tahun 2010, penduduk kota ini mencapai 70,227. Keriuhan baru terasa ketika timnas sepak bola Brasil bermain, seperti saat digelarnya Piala Dunia 2014 yang kebetulan memang dilaksanakan di Brasil.

Sisi menarik dari kota Ouro Preto adalah kentalnya aroma kolonial Portugis. Rancang bangun kota didominasi oleh jalan bebatuan serta model gedung sampai bagunan gereja bergaya Portugis abad ke-19.


Ouro Preto yang tenang dan tetap mempertahankan keasliannya. Kota ini menjadi terkesan teratur karena pemerintah kolonial Portugis berprinsip jalanan lebih dulu dibangun, baru kemudian bangunan mengikuti.

Brasil memang merupakan tanah jajahan Portugis, dan satu-satunya negara di Amerika Selatan yang dikuasai Portugis. Negara-negara lain di kawasan Amerika Selatan merupakan jajahan Spanyol.

Kota Ouro Preto terkenal sebagai kota pertambangan, dan kemudian menjadi istimewa karena menawarkan seni kerajinan dari batu dan batu mulia dengan andalan jenis Topas Imperial bermutu tinggi yang hanya ada di kota ini.


Salah satu gereja yang menarik di Ouro Preto adalah gereja militer. Perhatikan gaya atap gereja ini yang menyerupai helm tentara. Di gereja ini keluarga kaya bisa memesan tempat untuk menyimpan mayat.

Selain itu, jika pada sebagian besar suhu di Brasil cukup panas, maka kota ini terbilang dingin, berkisar antara 12 sampai 20 derajat celsius pada musim panas. Pasalnya, kota Oure Preto berada pada 788 Dpl (di atas permukaaan laut).

Bahkan, yang cukup mencengangkan ialah bila masuk pada musim dingin maka temperatur di Ouro Preto bisa turun sampai minus dua derajat.


Seorang ibu di jendela. Konon, berdiri di jendela merupakan gaya favorit bagi wanita sejak jaman dulu. Sementara itu seorang bapak asyik bermain musik.

Dedi Rinaldi

Berbagi: