Phapros Salurkan 500 Juta Tablet Tambah Darah Untuk Sulawesi Selatan

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO | JAKARTA – Kasus balita stunting saat ini menjadi salah satu masalah kesehatan anak yang paling disorot oleh Pemerintah, hal ini disebabkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan bonus demografi yang besar. Pada 2030, diperkirakan 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia 15-64 tahun, atau berada dalam masa produktif dan akan menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Tetapi di sisi lain ancaman dampak stunting pada bonus demografi ini menjadikan Pemerintah harus berfokus untuk menurunkan angka kasusnya dari waktu ke waktu. [1]

Stunting adalah kondisi ketika balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata, yang juga berdampak pada kemampuan motorik dan kognitifnya di kemudian hari. Hal ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan dalam waktu yang panjang tidak sesuai dengan kebutuhan, serta anemia yang dialami remaja putri dan ibu hamil. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Kementerian Kesehatan RI tahun 2021, prevalensi stunting nasional masih cukup tinggi yaitu sebesar 24,4%. Saat ini salah satu Provinsi di Indonesia yang menaruh perhatian besar pada penurunan kasus stunting di wilayahnya adalah Provinsi Sulawesi Selatan. Prevalensi Stunting di Sulawesi Selatan sendiri sebesar 27,4% atau berada di atas angka prevalensi nasional, dan menjadikan Provinsi Sulawesi Selatan masuk ke dalam 15 besar Provinsi dengan Angka Stunting Tertinggi Nasional.

Sejalan dengan hal tersebut, PT Phapros Tbk yang merupakan bagian dari keluarga besar Holding BUMN Farmasi telah cukup lama berfokus dan berkomitmen untuk mendukung Pemerintah dalam penurunan angka stunting ini. Salah satunya dibuktikan dengan berpartisipasinya Phapros baru-baru ini pada “Gebyar Aksi Bergizi Provinsi Sulawesi Selatan” yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan sekaligus memecahkan rekor Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) sebagai Gerakan Minum Tablet Tambah Darah (TTD) Serentak dengan Peserta Terbanyak se – Sulawesi Selatan pada Jumat lalu (18/11).

BACA JUGA : Qatar Airways Akan Terbang Dua Kali Sehari Ke Denpasar, Bali

Direktur Pemasaran Phapros, Imelda Alini Pohan, mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi program pemerintah dalam upaya pencegahan stunting. “Angka stunting memang terus menurun setiap tahunnya, tapi masyarakat harus tetap teredukasi dengan baik agar tidak ada lagi balita stunting di masa yang akan datang,” ujarnya.

“Untuk mencapai target penurunan stunting di angka 14 persen pada 2024, tentu dibutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, di mana dalam hal ini, PT Phapros Tbk senantiasa mendukung berbagai program pengentasan stunting yang dilakukan oleh Pemerintah dengan menyediakan produk – produk terbaik di kelas terapi anemia diantaranya adalah Tablet Tambah Darah, Livron B Plex, Hemafort, dan Pehavral yang dapat mencegah bertambahnya kasus stunting,” tambah Imelda.

Imelda juga mengatakan bahwa komitmen Phapros dalam pengentasan stunting ini  dibuktikan dengan dilakukannya pengembangan beberapa produk terkait pemenuhan gizi buruk dan anemia secara terfokus, serta kerjasama dengan Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan baik di pusat maupun daerah, mitra BUMN, dan Pemerintah daerah di lebih dari 15 provinsi untuk bersama-sama melakukan edukasi dan upaya pencegahan stunting. Phapros akan terus mendukung beragam program yang sama di daerah – daerah lain di seluruh Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Selatan, Rosmini Pandin, mengatakan bahwa salah satu program yang ada di RPJMN tahun 2020 – 2024 adalah perbaikan gizi masyarakat. “Dalam poin perbaikan gizi ini, telah ditetapkan strategi nasional yaitu percepatan pencegahan stunting melalui peningkatan efektivitas intervensi spesifik seperti pencegahan anemia pada remaja putri dan ibu hamil. Data Riskesdas tahun 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 48,9%, sedangkan prevalensi anemia pada remaja putri usia 15 – 24 tahun mencapai 32%. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk kita bisa bersama – sama menurunkan angka stunting, khususnya di Sulawesi Selatan. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan acara ini,” ujarnya dalam sambutan.

Sebagai informasi, hingga Kuartal III/ 2022 ini, sebagai bentuk komitmen yang tinggi atas kasus stunting, Phapros telah menyalurkan lebih dari 500 juta butir Tablet Tambah Darah (TTD) di seluruh Indonesia. Mewakili Manajemen PT Phapros Tbk, Imelda Alini Pohan sangat mengapresiasi kerjasama yang telah terjalin dengan baik antara Phapros dengan pemangku kepentingan terkait selama ini, sehingga program pengentasan stunting di berbagai daerah bisa diwujudkan dengan baik. Pihaknya juga berharap bahwa kerjasama ini dapat terus terjalin di masa yang akan datang. (RM)

 

 

Sekilas PT Phapros, Tbk

PT Phapros Tbk adalah perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia yang didirikan sejak 21 Juni 1954. Dengan komposisi saham sebesar 56.77% dimiliki oleh PT Kimia Farma Tbk sedangkan sisanya dimiliki oleh publik. Sebagai perusahaan yang sangat berkomitmen tinggi terhadap standar kualitas, Phapros telah mendapatkan sertifikasi CPOB sejak tahun 1990 serta sertifikat ISO 9001 pada 1999 (yang telah ditingkatkan menjadi Sertifikat ISO 9001 versi 2008), Sertifikat ISO 14001 pada 2001 (yang telah ditingkatkan menjadi ISO 14001:2004), Sertifikat OHSAS 18001:2007 pada 2010, dan Sertifikat ISO 17025 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Laboratorium Kalibrasi.

Saat ini Phapros memproduksi lebih dari 250 item obat, di antaranya adalah obat hasil pengembangan sendiri dan salah satu produk unggulan Phapros yang menjadi pemimpin pasar di kategorinya adalah Antimo.

Berbagi: