Luar Biasa Potensi Wisata Bahari Indonesia

Travelounge

Luar Biasa Potensi Wisata Bahari Indonesia

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Sejalan dengan akan digelarnya Sabang International Freediving Championship (SIFC) 2019, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari (TPPWB) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) DR. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M,SC menegaskan, Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa dibidang wisata bahari, sehingga pemerintah memberi perhatian serius untuk pengembangan, di antaranya melalui deregulasi serta peningkatan fasilitas pendukungnya.

“Kita mentargetkan wisata bahari akan memberikan kontribusi sebanyak 4 juta wisatawan mancanegara (wisman). 500 ribu di antaranya dari wisman kapal pesiar (cruise),” tandas Indroyono Soesilo.

Kemudahan perijinan masuknya kapal yacht dan cruise sebagai salah satu yang mendorong meningkatnya kunjungan wisman. Marine tourism di Indonesia, termasuk yang memperoleh kemudahaan pelayanan karantina, pelabuhan, imigrasi, bea dan cukai, serta administrator pelabuhan

Melalui event SIFC 2019 akan menjadi momentum untuk melakukan kompetisi free diving kelas dunia, karena Sabang memiliki destinasi diving kelas wahid dan memiliki lebih dari 22 diving site sebagai salah satu daya tarik.

Sebagai marine tourism kelas dunia, Sabang memang memproyeksikan tahun ini dikunjungi setidaknya 76 kapal yacht, 10 kapal cruise, dan 10.736 divers.

Sebab itulah SIFC 2019 di gelar di Sabang untuk kali ketiga, setelah sebelumnya sukses dilaksanakan pada 2017 dan 2018. Yang pasti Kompetisi ini sudah beraviliasi dengan AIDA (Assosiation Internationale pour le Developpement D ‘IApnn’e)

“Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa selalu di helat di Sabang? Jawabannya karena keunikan dan kekhasan Sabang. Bayangkan, hanya 50 m jarak dari tepi pantai, sudah ada kedalaman laut 10 hingga 150 m untuk lokasi kegiatan freediving,” jelas alumni ITB ini.

Ini tempat yang khas yang mungkin cuma ada di Sabang. Jadi setiap November event ini digelar. Tapi lepas itu, dari Desember hingga Oktober tahun berikutnya, para turis akan ber-diving ke sini (Sabang). “Menguntungkan secara ekonomis,” kilah mantan Direktur Sumberdaya Perikanan & Agriakultur (FAO),

Menurutnya lagi, turis turis itulah yang masa tinggalnya bisa sebulan di Sabang. Tinggal di hotel atau homestay yang ada disana. Lalu makan di restoran yang ada juga disana. Belum lagi belanja-belanja atau mencari suvenir. Para turis nyaman dengan apa yang ada di Sabang. Lokasi seperti itulah yang dicari wisman.

“Enaknya freediving itu kita tidak perlu repot-repot pakai scuba. Tidak perlu pakai peralatan macam macam. Sekali tarikan napas saja. Seep…..” kata pejabat Kemenpar yang nampak selalu riang ini.

Baca Juga: 40 Peserta dari 23 Negara Ikuti Sabang International Freediving Championship (SIFC) 2019

Perihal kenapa Sabang akan menjadi lokasi diving kelas dunia, itu tidak lepas karena lautnya yang dalam, jernih, bening dan tidak berkoral.

Potensi Wisata Bahari Indonesia

Tapi yang patut di ingat dan disyukuri, imbuh Indroyono, ada tiga hal yang akan di dapat dari event ini. Pertama, jumlah kapal cruise yang datang ke Sabang akan meningkat pesat. Kedua, jumlah kapal York juga meningkat. Ketiga, jumlah wisatawan yang akan freediving juga lebih meningkat lagi. “Ini kan menyangkut ekonomi juga. Kucurannya langsung ke masyarakat!” papar Mantan, Menteri Koordinator Maritim, dalam Kabinet Kerja 2014-2019.

Arus kunjungan Kapal Cruise dan Yacht pun terus meningkat. Kunjungan Cruise pada 2015 sebanyak 4 kapal, 2016 sebanyak 11 kapal, 2017 sebanyak 3 kapal 2018 sebanyak 7 kapal, dan 2019 diprediksi mencapai 10 kapal. Sedangkan untuk Kapal Yacht pada 2015 sebanyak 10 Kapal, 2016 sebanyak 63 Kapal, 2017 sebanyak 84 Kapal, 2018 sebanyak 98 kapal dan 2019 diprediksi mencapai 117 Kapal. Total kunjungan Kapal ke Sabang pada 2019 akan mencapai 134 kapal.

Lalu kalau seperti itu datanya, kenapa juga peserta jumlahnya cuma puluhan? ” Lha iya harus seperti itu. Pesertanya kan bukan orang sembarangan. Ini kelas dunia lho. Berdasarkan world record. Melalui seleksi yang ketat dan ada kelas -kelas nya seperti olimpiade juga,” urai suami dari Dr. Ir. Nining Sri Astuti, MA.

Jadi kawasan ini, lanjutnya, sudah didestinasi oleh Aida. Bahwasanya Sabang sudah jadi The capital freediving of the World. Itu sekarang yang terjadi di Sabang.

“Makanya akan kita putuskan saja Ibu kota Freediving itu di Sabang. Selama ini yang kita dengarkan Makahnya Freediving di Dahab, Mesir. Kalau untuk ibu kota, ya kita ajuin Sabang aja, karena Sabang unggul segala-galanya,” tandas peraih Satya Lencana Pembangunan RI (1995).

Keunikan Sabang, lautnya dalam tapi airnya sangat tenang sehingga mengalahkan destinasi yang lain. Keunikan ini saja sudah bikin heboh komunitas diving dunia. Makin heboh lagi karena kita bikin SIFC yang disupport Kemenpar. Sebab selama ini tidak ada Negara yang mendukung Freediving competition secara full seperti di Indonesia. Kedua cuma di Indonesia competition freediving ada hadiahnya. Bahkan jumlah nya sampai 200 juta. Di negara lain tidak ada karena Freediving itu bukan olah raga yang populer seperti badminton, basket, sepak bola atau tenis.

“Olahraga freediving mencari tempatnya saja tidak mudah. Selama ini yang kondang itu cuma di Dahab, Mesir atau Blue hole di Bahama. Tapi infrastruktur, akses sangat sulit sekali disana. Jadi untuk cari penginapan dan makanan saja sangat sulit. Makanya Sabang cepat bikin heboh karena aksesibilitas dan amenitasnya mendukung. Makanya belum dibuka saja event ini sudah ramai dan bikin heboh,” papar orang yang pernah mengikuti Program Khusus di Remote Sensing Satellite Ground Station Management Training, Kanada, tahun 1992.

Indriyono menegaskan kalau Sabang International Freediving Championship 2019. ini berdampak langsung pada perekonomian rakyat. Baik sebelum, saat pelaksanaan dan sesudahnya. Baik itu yang berkaitan dengan penginapan, makanan, suvenir yang di buat oleh penduduk sekitar nya.

“Kalau kita lihat dari semua event yang di buat pemerintah, yang di kejar itu multiefeknya. Contohnya penginapan, homestay, travel, penyewaan kendaraan, restoran, kios suvenir semuanya meningkat. Dan itu karena setidaknya mereka akan stay 20 hingga 30 hari. Dengan membawa setidaknya 3 kru untuk setiap pesertanya. Jadi paling tidak ada 120 orang yang datang. Dan mereka pasti menghabiskan uang disitu. Ini multi efeknya yang di dapat oleh rakyat. Dan yang lebih penting lagi dengan kegiatan ini keamanan dan kenyamanan di Aceh sangat terpublikasi dengan baik. Itu yang keren,” pungkas Indriyono sambil melepas tawa renyahnya.

Ismail Sidik

Berbagi: