TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Mengasyikkan menikmati sajian budaya di Anjungan Jawa Timur, TMII. Kali ini yang tampil adalah Duta Seni dan Budaya dari Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, dengan menggelar Sendratari Babad Alas Ratu Lowo, yang mengilhami perjuangan dalam membangun Trenggalek.
Hadir di acara tersebut, Bupati Kab.Trenggalek Dr. Emil Elestianto Dardak, Msc, beserta istri, Arumi Bachsin, Kepala Badan Penghubung Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Drs. Dwi Suyanto, MM, dan Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, Samad Widodo, SS, MM, Joko Irianto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Dalam pergelaran itu, bertindak sebagai Juri Pengamat, Suryandoro, S.Sn (Praktisi dan Pengamat Seni Tradisi), Eddie Karsito (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), Dra. Nursilah, M. Si. (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan Catur Yudianto (Kepala Bagian Pelestarian dan Pengembangan Bidang Budaya TMII).
Dikisahkan di sebuah Desa bernama Terang Ing Galih yang berada di kawasan Selatan, seorang bernama Joko Pangalasan sedang berburu hewan untuk dijadikan makanan. Ketika sedang berburu, Joko Pangalasan melihat hewan aneh berbentuk kelelawar berbulu emas dan bersinar ketika terkena cahaya matahari.
Baca Juga: Panji, Dalam Perspektif dan Ragam Ekspresi Seniman Antar Negara
Dengan cepat, Joko Pangalasan menyiapkan busur dan bersiap untuk melepaskan anah panahnya. Namun, seketika kelelawar itu meloncat dan terbang masuk ke dalam goa menghindari panah Joko Pangalasan.
Ketika Joko Pangalasan mengejar hendak masuk ke dalam goa, dirinya dihadang oleh prajurit Sri Ratu Lowo sehingga terjadilah pertarungan. Di tengah pertarungan tersebut, tiba-tiba Sri Ratu Lowo berubah menjadi putri yang cantik jelita.
Seketika itu pulang hati Joko Pangalasan terpikat oleh paras cantik putri tersebut. Di Akhir cerita, akhirnya Joko Pangalasan menikah dengan putri cantik yang tak lain adalah Sri Ratu Lowo, dan kemudian bersama-sama menjaga bumi.
Kisah tersebut berhasil disuguhkan dengan apik dan memukau pengunjung di Anjungan Jatim Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pergelaran ini juga jadi ajang halal bihalal IKAT (Ikatan Keluarga Asal Trenggalek) se Jabodetabek, Dandim 0806 Trenggalek, Kajari Trenggalek, segenap Pimpinan DPD Kabupaten Trenggalek, anggota DPRD Trenggalek, Ketua IKAT Jakarta, Komite Seni Budaya Nasional (KSBN) dan tamu undangan lainnya. Turut hadir pula ratusan keluarga asal Trenggalek yang berada di Jabodetabek.
Sejatinya dramatari berjudul Babad Sri Ratu Lowo merupakan asal-usul salah satu lokasi wisata unggulan di Kabupaten Trenggalek, yaitu Goa Lowo yang merupakan goa terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara. “Itu kisah yang lama digali dari peneliti sejarah guo lowo yang fenomenal di Trenggalek, “ jelas Joko Irianto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Menurut Joko Irianto, kisah ini mengilhami perjuangan dalam membangun Trenggalek ke depan. “Goa itu ada di pesisir selatan. Mungkin gambaran kita ada di Prigi Watulimo, tempat berdirinya destinasi wisata itu,” pungkasnya.
Ismail Sidik