travelounge.co | Jakarta – Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi Pencinta Alam (STIAPALA) menggelar acara “Bersih-Bersih Pulau Tidung” di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, pada Sabtu, 28 September 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan pesisir, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Menurut Budi Safari, Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi, “Kegiatan STIAPALA dalam rangka bersih-bersih pulau Tidung sangat baik sekali, ini menjukan sikap kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Kegiatan bersih-bersih di pulau Tidung sekaligus mengedukasi warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, dengan demikian kebersihan Pulau Tidung akan terpelihara dengan baik.”
“Kegiatan bersih-bersih Pulau Tidung yang melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan warga ini sangat baik sekali sekaligus mengedukasi warga sekitar untuk menjaga kebersihan lingkungan, serta anggota STIAPALA sebagai pelopor telah memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian alam.” lanjutnya.
Kegiatan bersih-bersih melibatkan 13 peserta STIAPALA. Mereka secara bersama-sama membersihkan sampah di sepanjang pantai, mulai dari pintu awal masuk hingga ke setiap sudut pesisir.
Berbagai jenis sampah berhasil dikumpulkan, seperti plastik, styrofoam, botol minuman dan berbagai sampah lain yang tidak bisa terurai.
Berdasarkan hasil dari survey ke Pulau Tidung Kecil, ditemukan banyak sampah yang ada ada di bagian pesisir, sampah ini berasal dari laut lepas yang terbawa ombak menuju Pulau Tidung Kecil, dan juga kurangnya kesadaran para wisatawan untuk buang sampah pada tempatnya.
Menurut Andi Arya Saputra (Muga), Ketua Umum STIAPALA, mengatakan, “Pulau Tidung merupakan salah satu destinasi wisata populer di Jakarta. Sayangnya, keindahan alamnya terancam oleh masalah sampah. Oleh karena itu, kami menginisiasi aksi bersih-bersih ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.”
Suhardi, selaku Masyarakat Pulau Tidung, menjelaskan, “Pulau Tidung memiliki permasalahan tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA), kebanyakan sampah adalah sampah kiriman. Sedangkan, sampah dari masyarakat setempat mampu diolah dengan baik.”
“Sampah kiriman ini menjadi masalah, kenapa? Karena dibakar tidak boleh, ditumpuk berlarut-larut tidak bagus, kalau dibawa ya lama.” lanjutnya.
Suhardi juga mengucapkan terima kasih kepada STIAPALA, menurutnya kegiatan ini sangat baik dan kalau perlu semua wisatawan turut mengadakan kegiatan bersih-bersih lainnya, karena baginya bersih dulu, baru indah.
STIAPALA berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mengkampanyekan pengelolaan sampah dengan tepat.
STIAPALA berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Kedepannya, kami berencana untuk menggelar berbagai kegiatan serupa dan mengajak lebih banyak pihak untuk ikut berpartisipasi.
Para wisatawan wajib sekali ke Pulau Tidung, karena selain pantainya bagus dan lautnya indah, Pulau Tidung memiliki wisata edukasi seperti Museum Paus, Budidaya Nemo, dan kami juga memberikan pelajaran tentang pengenalan terhadap penyu. (Rhadzaki)
