TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA, 29 November 2018 – Menjawab pertanyaan, apakah target-target pencapaian Kemenpar yang kerap digelorakan cuma sekedar obsesi atau bahkan fatamorgana belaka – 17 juta wisman untuk tahun 2018, Ekonom Senior, Faisal Basri menegaskan bahwa target pencapaian Kemenpar itu sebaiknya diarahkan pada peningkatan kualitas wisman, semisal lama tinggal dan daya beli.
Hal itu terungkap dalam sesi kedua Seminar Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2019 yang bertajuk ‘Deregulation in Cyber Tourism Era’ yang berlangsung di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (27/11), menampilkan tiga pembicara yaitu Ekonom Senior Faisal Basri, Google Ambassador dari Indonesia Daniel Oscar Baskoro dan Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata yang dipandu oleh moderator Guntur Sakti Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar.
Dalam kesempatan itu, Faisal Basri mengingatkan agar target pencapaian Kemenpar itu tidak mengejar berdasarkan kuantitas belaka, namun yang diutamakan adalah kualitas sehingga hasil devisa yang diperoleh akan besar. “Kalau mengejar kuantitas akan selalu tidak tercapai. Lebih baik mengejar kualitas dengan meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran wisman,” kata Faisal Basri
Faisal melihat pertumbuhan perolehan devisa dari wisman tahun lalu hanya 5%, sedangkan pengeluaran wisatawan kita (wisnas) yang ke luar negeri tumbuh 7%, “Ini menjadi tantangan ke depan yang semakin susah untuk mempertahankan surplus devisa dari pariwisata,” kata Faisal.
Sedangkan Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan pihaknya mampu menjaring inbound dari tujuh negara lainnya tempat Grab berada. “Dengan kehadiran di 8 negara menjadi kekuatan Grab untuk kampanye Wonderful Indonesia,” kata Ridzki.
Baca Juga: Indonesia Nomor Satu Top Destinasi di Asia Versi TripAdvisor
Oleh karena itu, pihaknya membuka peluang kerja sama untuk mempromosikan pariwisata ke publik yang lebih luas demi menjaring lebih banyak wisatawan tahun depan.
Lain halnya peneliti pengembangan ICT Daniel Oscar Baskoro mengatakan disrupsi teknologi membawa perubahan kepada lanskap pariwisata. Di sisi lain dapat membuat perjalanan wisata lebih efektif dan nyaman.
“Disruptif yang membuat perjalanan wisata jadi lebih efektif. Misal dalam hal cara booking tiket. Ketika sudah menggunakan google map tidak perlu lagi pakai pemandu wisata,” kata Daniel.
Ia pun berpendapat bahwa teknologi telah berpengaruh pada ekosistem saat ini khususnya dari sisi kenyamanan pariwisata, kebebasan sosial, sekaligus dalam hal mendapatkan layanan yang berkualitas.
Daniel Oscar Baskoro pernah terpilih sebagai salah satu Google Student Ambassador untuk Asia Tenggara, dan ia juga satu-satunya orang Indonesia yang dianugerahi perangkat Google Glass, gadget serupa kacamata (tanpa kaca) yang bekerja layaknya sebuah smartphone. Oscar juga bergabung dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai Research Consultant. Tugasnya adalah menciptakan teknologi yang berdampak positif bagi masyarakat luas.
Ismail Sidik