TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Bakal seru deh nonton film The Meg dengan teknologi Screen-X di CGV Grand Indonesia. Mengusung konsep “Beyond The Frame”, Screen-X adalah teater dengan sistem multi-proyeksi pertama di dunia. Tidak sekedar menayangkan film di layar, tapi Screen-X juga dapat menampilkan pemandangan di dinding kiri dan kanan penonton! Sungguh mengasikan!
Kesan pertama saat memasuki auditorium Screen-X adalah ternyata ruangannya tidak begitu besar. Samalah dengan auditorium regular pada umumnya. Dinding di kiri-kanannya pun hanya terlihat seperti dinding putih biasa. Tapi begitu filmnya dimulai, wow! Penonton seolah diajak ikut mengarungi kedalamn samudera luas yang disajikan film The Meg
Sejatinya Screen-X cocok untuk penikmati film dalam format 2D. Tidak perlu khawatir merasa pusing, karena layar Screen-X sama seperti bioskop regular. Tapi akan lebih asik lagi kalau menonton di barisan tengah belakang hingga bisa menikmati panoramanya semaksimal mungkin sebagaimana travelounge nonton The Meg, film terbaru Jason Statham telah tayang di bioskop tanah air sejak Rabu (8/8) lalu.
Kali ini Jason Statham beradu akting dengan aktris pemenang penghargaan film di Cina, Li Bingbing. Sebelumnya, Bingbing dikenal dalam perannya di film Transformers: Age of Extinction, Forbidden Kingdom, dan The Message.
The Meg menceritakan aksi penyelamatan sekelompok orang yang terperangkap di dasar laut. Dikisahkan sebuah kapal selam dari insitusi penelitian diserang oleh makhluk besar, yang sebelumnya dianggap telah punah. Belakangan diketahui ikan raksasa ini hidup di bagian terdalam laut Pasifik.
Untuk menyelamatan awak yang terjebak ini, seorang penyelam Jonas Taylor (diperankan Jason Statham) direkrut oleh ahli kelautan Cina (diperankan oleh Winston Chao). Jonas ditugaskan untuk menyelamatkan kapal dan satu tim yang terjebak di laut tersebut. Jonas yang sudah beberapa tahun menetap di Thailand mang tidak bisa menghindar karena salah satu korban adalah mantan istrinya sendiri.
Nah, dari seluruh tantangan yang ada, ancaman paling berbahaya yang musti dihadapi Jason adalah hiu pra-sejarah sepanjang 75-kaki yang dikenal sebagai Megalodon. Satu pemangsa laut terbesar sepanjang masa.
Menarik waktu kebelakang, bertahun-tahun sebelumnya, Jonas telah menghadapi makhluk yang sama. Kini, ia bekerja sama dengan Suyin (diperankan oleh Li BinBing) dan harus menghadapi ketakutannya serta mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan semua orang yang terperangkap di bawah laut.
The Meg disutradara Jon Turteltaub dari skenario yang ditulis oleh Dean Georgaris, Jon Hoeber dan Erich Hoeber, berdasarkan novel laris New York Times karya Steve Alten yang berjudul Meg: A Novel of Deep Terro. The Meg diselesaikan di Cina dan Selandia Baru. Film ini adalah hasil kerja sama Warner Bros dengan Beijing Digital Impression (BDI) Film, Inc.
Baca Juga: Club Med, Japan Airlines & HSBC Travel Fair Tawarkan Harga Terbaik
Dari jajaran pemain, The Meg merupakan hasil kolaborasi menarik dari sejumlah aktor internasional. Beberapa di antaranya adalah Rainn Wilson (TV’s The Office, Super), Ruby Rose (xXx: Return of Xander Cage, TV’s Orange is the New Black), Winston Chao (Skiptrace, Kabali), Page Kennedy (TV’s Rush Hour), Jessica McNamee (The Vow, TV’s Sirens), Ólafur Darri Ólafsson (The BFG, TV’s The Missing), Robert Taylor (Focus, TV’s Longmire), New Zealander Cliff Curtis (The Dark Horse, Risen, TV’s Fear the Walking Dead), Sophia Shuya Cai (Somewhere Only We Know), dan Masi Oka (TV’s Hawaii Five-0, Heroes).
Bagi penggemar genre science fiction (sci-fi) atau horor, pasti kehadiran film ini sudah ditunggu-tunggu. Konon Hiu Megalodon hidup sekitar 20 juta sampai 1,2 juta tahun lalu ini mempunyai tulang yang tersebar. Ukuran tubuhnya mencapai 55 sampai 60 kaki atau sekitar 16 sampai 18 meter dengan berat sekitar 40 sampai 75 ton.
Lumba-lumba, cumi, hingga kura-kura raksasa menjadi makanan hiu megalodon.
Megalodon termasuk jenis hiu perairan dalam yang jarang naik ke permukaan kecuali saat mencari mangsa. Tim peneliti gabungan dari Australia dan AS menggunakan simulasi komputer untuk menghitung kekuatan gigitan Megalodon pada tahun 2008.
Hasilnya hiu ini dapat mengunya mangsanya dengan kekuatan antara 10,8 dan 18,2 ton.
Kekuatan ini dapat menghancurkan tengkorak. Bahkan gigitan Megalodon lebih kuat dari Tyrannosaurus Rex.
Nama megalodon sendiri memiliki arti “gigi raksasa”, karena hiu ini memang memiliki gigi yang super besar. Giginya berbentuk seperti hati, bergerigi, dan sangat kuat. Berdasarkan salah satu simulasi komputer yang dilakukan, diketahui bahwa gaya berburu Megalodon berbeda dari hiu putih modern.
Megalodon biasanya menyerang dengan giginya yang digunakan untuk menghantam tulang rawan yang kuat. Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa pertama kali yang dilakukan megalodon saat menyerang adalah memotong sirip korbannya sehingga tidak bisa berenang dan menghindar lagi.
Film dengan cerita keganasan hewan laut sejatinya sudah banyak di produksi. Tengok saja ada Moby Dyck, The Jaws, Deep Blue Sea, atau The Hearth of The Sea.
Nah, dalam The Meg narasi tentang Hiu Megalodon tervisual apik. Dengan kecanggihan teknologi pembuatannya, semua teror Megalodon mensesaki mata dan telinga penonton karena merupakan teknologi dengan tampilan layar perak yang memiliki sistem multi proyeksi dengan 270 derajat tampilan layar panoramik. Asik dilihat jadinya.
Hanya saja, kala menonton The Meg yang berbudget 150 Juta USD, jangan berpikir terlalu jauh soal seni film agar tidak terlalu kecewa. Jangan bayangkan kesempurnaan skenario, akting atau penggarapan sutradara. Apalagi beberapa adegan yang menegangkan justru merupa film film terdahulu. Jadi cukup menikmati gambar dengan teknologi terkini di film ini. Itu saja!
Ismail Sidik