TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Musim kedua ‘The Mandalorian’ yang telah dinanti akhirnya hadir di Disney+ Hotstar mulai 30 Oktober. Menyusul kesuksesannya pada seri pertama, musim terbaru ini mengisahkan perjalanan Mandalorian dan The Child menghadapi musuh dan mengumpulkan sekutu saat mereka mengarungi galaksi yang berbahaya setelah runtuhnya Galactic Empire.
Sebagai serial liveaction pertama dari Lucasfilm, ‘The Mandalorian’ telah menjadi salah satu serial yang paling dinantikan kehadirannya. Pasalnya, tidak hanya para pemeran yang membuat ‘The Mandalorian’ menjadi paket lengkap yang diharapkan oleh para penggemar Star Wars, namun juga ada peran istimewa dari para kreator luar biasa di balik kesuksesan serial ini. Saksikan lebih lanjut bagaimana kepala produser Jon Favreau, komposer musik Ludwig Göransson, dan pengarah film lainnya membentuk serial ini menjadi menarik, langsung dari galaksi yang jauh di sana.
MEWUJUDKAN MIMPI GEORGE LUCAS
Cerita di balik pembuatan ‘The Mandalorian’ menjadi sangat menarik dengan pihak-pihak yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari film independen, televisi, hingga animasi, yang bersatu untuk memperluas dunia Star Wars. Salah satunya adalah kolaborasi antara Jon Favreau dengan Dave Filoni selaku produser eksekutif dan pengarah animasi ‘The Mandalorian’.
Sebelumnya Dave telah dikenal sebagai produser eksekutif serial animasi utama Star Wars seperti ‘The Clone Star Wars’ dan ‘Rebels’. Dave Filoni mengungkapkan, “Keberhasilan menangkap momen tepat di depan mata anda dalam sebuah live-action adalah keajaiban yang sesungguhnya – dan itu adalah sesuatu yang selama ini ingin saya coba. Sebuah kebahagiaan untuk dapat membuat serial Star Wars yang didukung oleh teknologi mumpuni dan dapat merealisasikan mimpi George Lucas ketika saya bekerja dengannya di ‘The Clone Wars’. Lucas selalu berbicara mengenai impiannya untuk dapat membuat Star Wars tayang dengan banyak episode dan menjadi serial.”
‘The Mandalorian’ merupakan serial Star Wars live-action pertama, ditulis dan diproduseri oleh Jon Favreau. Ia bekerja sama dengan kepala kru lain yang membawa ide-ide menarik sehingga menghasilkan lingkungan pembuatan film yang kreatif dan unik.
“Kami selalu ingin para pengarah serial ini dapat berkolaborasi dan terlibat erat dengan seluruh tim. Dengan demikian, karya tersebut dapat menjadi upaya kolaboratif yang sangat menyenangkan, hidup, dan punya karakteristik tersendiri,” kata Jon Favreau, showrunner dan produser eksekutif ‘The Mandalorian’.
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TERDEPAN
Selain menjadi serial live-action pertama dalam sejarah franchise Star Wars, ‘The Mandalorian’ juga merupakan produksi pertama yang menerapkan render secara real-time. Serial ini menggunakan teknologi terobosan untuk industri film yang disebut Stagecraft oleh Industrial Light & Magic (ILM). Teknologi ini menggunakan Epic’s Unreal Engine untuk melekukan render adegan dalam waktu nyata dan memproyeksikannya ke layar LED yang mencakup ruang pengambilan gambar.
Hasilnya adalah visual yang luar biasa, sebuah kombinasi sempurna antara perangkat praktis yang telah teruji dan kostum yang digabungkan dengan teknik inovatif terbaru yang membuat efek visual menonjol saat proses produksi.
ASAL MULA MUSIK IKONIK ‘THE MANDALORIAN’
Visual ‘The Mandalorian’ yang tak tertandingi juga berpadu sempurna dengan musik yang dibuat oleh Ludwig Göransson, komposer Swedia peraih piala Oscar. “Saya mulai dengan instrumen yang jauh di luar gambaran saya mengenai Star Wars, yaitu recorder (seruling). Saya biasa memainkan seruling ketika saya berusia enam atau tujuh tahun. Saya memanipulasinya dan memberikan beberapa efek modern yang luar biasa, membuatnya terdengar seperti ‘seruling luar angkasa’. Kami menggabungkan semua instrumen organik ini dengan teknologi untuk memproduksi sesuatu yang modern. Kami juga sangat beruntung bisa merekam orkestra bersama beberapa musisi terbaik di LA (Los Angeles),” ucap Göransson.
Jon Favreau menginginkan musik yang unik dan tidak bergantung pada sebuah struktur yang kaku. Göransson berhasil mencerminkannya melalui palet suara dan instrumen musik yang penuh inspirasi, kombinasi antara teknologi dan unsur klasik, yang menghidupkan serial ini. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kreator telah memberikan begitu banyak pemikiran dalam pembuatan ‘The Mandalorian’ yang menjadikan salah satu alasan bagaimana penonton melihat keterpaduan yang begitu erat dengan serial ini.
“Sebagai seseorang yang tumbuh bersama Star Wars, pembuatan serial ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Dengan kumpulan karakter yang baru, jika anda baru mengenal Star Wars, ini adalah alur cerita yang baru dalam jangka waktu berbeda – di dalam Expanded Universe. Namun, jika anda adalah penggemar Star Wars, serial ini hadir dengan semua yang anda impikan. Terlepas dari anda menyukai prekuel atau sekuelnya, kami siap untuk anda,” kata Favreau.
Para penggemar dapat berlangganan Disney+ Hotstar langsung dari situs web DisneyPlusHotstar.id atau aplikasi Disney+ Hotstar (Android dan iOS), Android TV dan Apple TV, dengan lebih banyak perangkat yang akan tersedia nantinya. Dengan biaya Rp39.000/bulan atau Rp199.000/tahun, konsumen akan memiliki akses ke lebih dari 500 film dan 7.000 episode termasuk yang film internasional terbaik, tayangan Disney+ Originals dari Marvel, Disney, Star Wars dan lainnya, serta pemutaran perdana film-film Indonesia yang telah dinanti secara eksklusif, dan lebih dari 300 film bioskop Indonesia. Paket langganan khusus juga tersedia dengan harga menarik melalui Telkomsel.
(Ismail Sidik Sahib)