TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Sebentar lagi akan ada yang seru di Sumatra Barat. Wisata olahraga balap sepeda Tour de Singkarak yang akan berlangsung pada 2 November-10 November 2019 di Sumatera Barat. Tahun ini, Tour de Singkarak melintasi rute baru selain wilayah Sumatera Barat, yakni Jambi.
“Tahun ini kami akan mempromosikan Jambi yang baru ikut. Seluruh mata dunia ada di Tour de Singkarak,” urai Menteri Pariwisata Arief Yahya di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2019.
Kali ini penyelenggaraan TdS tahun ini semakin diperluas jangkauannya hingga 9 etape yang melintasi 16 kabupaten/kota Sumatera Barat (Sumbar) dan 2 kabupaten di Jambi.
“TdS merupakan sport tourism yang sangat efektif untuk mempromosikan pariwisata. TdS 2019 tahun ini untuk mempromosikan pariwisata Sumbar dan Jambi,” katanya.
Penyelenggaraan TdS 2019 dengan hadiah total sebesar Rp2,3 miliar dengan menampilkan atraksi budaya, kuliner, dan olahraga.
Menpar Arief Yahya didampingi Gubernur Sumbar H. Irwan Prayitno menjelaskan, event TdS mempunyai keunggulan sebagai event sport tourism balap sepeda internasional terbesar di Indonesia.
Lanjutnya, TDS bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Sumatera Barat. Pada perhelatan yang ke-11 ini mengambil tema Connecting Sumatera, dengan Jambi menjadi salah satu rute balap. Rute Jambi bakal melewati Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat Oni Yulfian menjelaskan, penerimaan pendaftaran peserta Tour de Singkarak sampai awal bulan November. “Ada 21 tim yang akan hadir, seperti tahun sebelumnya itu dari 26 negara,” ujarnya.
Masing-masing tim, kata Oni, berjumlah enam orang pesepeda. Para pesertanya di antaranya dari Iran, Malaysia, Jepang, Korea, Filipina, Laos, Thailand, dan Australia. Namun, tak mesti satu tim tersebut dari negara yang sama.
“Laos itu pebalapnya sebagian ada dari Eropa, Belanda. Tim Filipina juga ada pebalap Indonesia, dan dari Indonesia juga ada pebalap asing. Komposisi ini sangat unik” katanya.
Menurut Gubernur Sumbar H. Irwan Prayitno, Tour de Singkarak tak cuma sekadar balap sepeda. Tapi, lanjutnya menjelaskan, bahwa bersepeda menjadi aktivitas para peserta untuk mengenal lingkungan serta menemukan cerita di Sumatera Barat.
“Menariknya, para peseda bisa melihat pemandangan yang indah. Mereka pastinya akan bercerita tentang Sumatera Barat saat kembali ke negaranya,” jelasnya. “Ingat lho, pariwisata itu ada acara dan aktivitas. Lalu da kuliner, budaya, alam, makanya beda banget rasanya kalau berkeliling dengan sepeda,” pungkas Irwan.
Ismail Sidik