TRAVELOUNGE.CO | Jakarta – Gerakan masyarakat sipil yang dimotori WHITA, Global Katalist, SMK Mitra Industri MM2100 dan IDBC International sepakat bekerja sama merekrut dan menyiapkan pemuda Indonesia untuk “go international”.
Kesempatan bekerja dan mengenyam pendidikan tinggi di Jerman dengan mengikuti Program Ausbildung dan magang di Jepang perlu dimanfaatkan optimal untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia sekaligus membangun generasi unggul yang memiliki daya saing global dan karakter Islami yang kuat, kata Doddy Primanda Kadarisman dari Global Katalist (GK) di Jakarta, belum lama ini.
Doddy, alumni SMA Nusantara Magelang, baru-baru ini melakukan perjalanan di Indonesia selama 1,5 bulan untuk menyosialisasikan Program Ausbildung dan membangun jaringan kerjasama, antara lain dengan Ketua WHITA, Betha A Djardjis.
Dikatakan, Global Katalist (GK) yang berkedudukan di Kota Stuttgart, Jerman telah menjalin kerja sama di bidang pendidikan dengan Pemerintah provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT), Bangka Belitung, Riau dan Sumatera Barat.
“Global Katalist adalah yayasan nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Mulai tahun 2023, kami membuka program Ausbildung di Indonesia. Kami bekerja sama dengan empat pemerintah provinsi. Baru-baru ini, dengan Pemprov Sumatera Barat,”ujar Doddy.
Di Indonesia, GK mempunyai mitra eksklusif untuk merekrut dan menyiapkan pendidikan persiapan bagi peserta Ausbildung di Indonesia, yakni IDBC International dan Prime Education.
Saat ini, GK memberikan kuota sekitar 3.000 orang per provinsi/tahun. Bagi peserta yang lulus seleksi Ausbildung, GK menyiapkan fasilitas dana talangan paling besar Rp 82 juta per orang. Total dana bergulir yang dialokasikan untuk para peserta yang berasal dari empat daerah tersebut mencapai sekitar Rp 800 miliar. Dana bergulir itu wajib dikembalikan. Peserta Ausbildung harus membayar cicilan setiap bulan, setelah bekerja di Jerman.
Ausbildung adalah program pendidikan pemerintah Jerman dalam bidang vokasi dan profesi untuk jenjang lanjutan setelah SMA. Peserta Ausbildung tak perlu mencari bea siswa karena kuliah di Jerman gratis. Bahkan, setiap bulan peserta Ausbildung mendapat gaji.
“Program Ausbildung memiliki lebih dari 300 jurusan industri, mulai perhotelan, keperawatan, teknik otomotif, elektro, IT hingga operator menara bandara. Program vokasi ini gratis. Bahkan setiap peserta mendapat gaji bulanan dari kegiatan training industri tersebut,”ujar Ustad Junaedi yang juga pendiri IDBC Internasional.
IDBC singkatan dari Islamic Digital Boarding College (IDBC) berdomisili di Kampung IT, Solo. Sejak akhir 2022 lalu, IDBC resmi menjadi mitra eksklusif GK. “Saat ini, sudah terdaftar sekitar 1.000 orang. Mereka berminat mengikuti program Ausbildung. Mereka akan mengikuti pendidikan persiapan dan kursus Bahasa Jerman di IDBC selama enam bulan. Sebab, salah satu syarat bergabung Ausbildung, peserta harus memiliki sertifikat B2 Bahasa Jerman,”ujar Ustad Junaedi.
BACA JUGA: Honda Luncurkan 5 model sekaligus – Jagokan CR-V Hybrid
Saat ini, IDBC sedang mempersiapkan pendirian Pesantren Mahasiwa Black Forest Profesional Education dan Training Center di Jerman. Tujuannya agar peserta Ausbildung dapat fokus belajar dan menjaga ruhiyah (spiritual) dan aktif mengaji, meski sudah tinggal di negara maju. IDBC ingin mengawal pemuda pemudi Indonesia menjadi generasi Habibi masa kini.
Bagi Jerman, Program Ausbildung sangat bermanfaat, antara lain untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil, profesional sekitar 10 juta orang.
“Kami ingin WHITA dengan jaringan yang luas bisa menginisiasi dan menduplikasi pola yang dilakukan KG dan IDBC di Jerman untuk negara-negara lainnya seperti Jepang,”tambah Ustad Junaedi.
Jepang adalah negara yang sedang membuka diri untuk orang asing (WNA) bekerja dan tinggal di negaranya. Seiring dengan berkurangnya populasi di Jepang. Salah satu pemasok tenaga magang di Jepang adalah SMK Mitra Industri MM2100 di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Sekolah kejuruan yang berlokasi di kawasan industri— Sekitar 11 tahun lalu—belum lama ini mendapat kehormatan dikunjungi Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Owada Masako pada 20 Juli 2023 lalu. Itulah salah satu bentuk pengakuan positif terhadap kinerja SMK Mitra Industri MM2100.
Didirikan pada tahun 2011 lalu—di antaranya oleh Yoshihiro Kobi, seorang mualaf dan warga Jepang—SMK Mitra Industri kini memiliki tujuh jurusan dengan 2.597 siswa dan 92 pengajar serta menghasilkan sembilan angkatan.
Tercatat 10 persen alumninya berhasil magang di Jepang, persisnya sekitar 142 orang dan mengikuti Ausbildung sebanyak 142 orang (sekitar 3 persen). Selebihnya sekitar 70 persen atau 3.199 orang bekerja di perusahaan multinasional di kawasan industri.
Tidak heran jika salah satu kabupaten di Aceh meminta WHITA menjadi fasilitator, bekerja sama membangun model SMK Mitra Industri di daerah-daerah lain. Salah satu keunggulan SMK MItra Industri adalah berhasil mencetak SDM industri yang kompeten, berdaya saing global dan membangun karakter yang unggul, berorientasi sikap jujur, bertanggung jawab, amanah dan kerja tuntas sesuai tuntutan kerja usaha industri dan sebagai wirausaha. ***
HERRY SINAMARATA