TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Ada tanya yang menggelitik dalam diskusi bertajuk “Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal” yang berlangsung di Hotel Millenium, Jakarta, (20/11/2020). Benarkah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata (Kemenparekraf/Baparekraf), utamanya Biro Komunikasi sebagai satuan kerja selalu berupaya memberikan pelayanan publik yang prima bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang kepariwisataan dan ekonomi kreatif?
Sejatinya ruang gerak masyarakat yang terbatas akibat pandemi COVID-19 memang memberikan tantangan besar bagi Kemenparekraf/Baparekraf dalam memberikan pelayanan dan penyampaian informasi terhadap publik. Sehingga diperlukan penyesuaian pola ataupun medium komunikasi agar informasi dan layanan publik tetap berjalan dengan baik.
Termasuk dalam situasi pandemi COVID-19 yang membuat pergerakan masyarakat jadi terbatas. ” Karenanya kami menyikapi dengan melakukan penyesuaian pola komunikasi terhadap masyarakat dan tidak terkecuali media sebagai salah satu mitra penting Biro Komunikasi dalam menyampaikan kebijakan dan program kementerian dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Agustini Rahayu.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani, Staf Khusus Komunikasi sekaligus Juru Bicara Kemenparekraf/Baparekraf Prabu Revolusi.
Ayu, sapaan akrab Agustini Rahayu mengatakan, di saat awal terjadinya krisis akibat pandemi COVID-19, pihaknya dengan segera memaksimalkan fungsi crisis center untuk memberikan informasi bagi seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif.
BACA JUGA: Ada Kelas Kekayaan Intelektual untuk Pelaku Parekraf
Termasuk membentuk satuan tugas (task force) sebagai jembatan komunikasi bagi media untuk mendapatkan informasi tentang program ataupun kebijakan yang dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf. Juga memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) dengan menghadirkan chatbot yang dapat memberikan layanan informasi dan pengaduan publik selama 24 jam dan terintegrasi dengan sistem lain yang ada di biro komunikasi.
“Sehingga memudahkan masyarakat untuk permohonan informasi dan memudahkan biro komunikasi untuk menyampaikan informasi ke masyarakat,” kata Ayu.
Ayu menegaskan pentingnya peran media dalam membantu menyebarluaskan informasi dan pemahaman tentang tantangan yang harus dihadapi bersama seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Karenanya ia membuka jalinan kerja sama dengan media untuk bersama meningkatkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Hal senada dikatakan Staf Khusus Komunikasi sekaligus Juru Bicara Kemenparekraf/Baparekraf, Prabu Revolusi. Ia mengatakan, saat ini terdapat dua tantangan yang dihadapi media. Yakni era media baru dan new normal.
Desakan teknologi digital memberikan dorongan perubahan pada konsep ruang berita yang lebih tech savvy dan inklusif. Sementara new normal akibat pandemi COVID-19 memaksa terjadinya disrupsi jurnalistik lebih cepat.
“Ruang kolaborasi yang lebih kuat inilah yang nantinya akan kita terus bangun dengan media sehingga perspektif publik terhadap policy (kebijakan) pemerintah jadi semakin terbuka,” kata Prabu Revolusi.
Sementara, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani dalam kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan media, khususnya Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) sebagai salah satu unsur dalam pentahelix untuk berkolaborasi dengan pemerintah.
“Kemenparekraf/Baparekraf sudah mengeluarkan panduan kesehatan berbasis CHSE. Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas dukungan media selama ini dan tentunya berharap dukungan ini dapat terus berlanjut ke depan. Tentunya tanpa mengurangi peran media menjalankan fungsinya sebagai alat kontrol sosial,” kata Ni Wayan Giri Adnyani.
(Ismail Sidik Sahib)

