TRAVELOUNGE.CO I LOMBOK – Jelang MotoGP, Homestay di Desa Wisata Gerupuk NTB terus disiapkan. Hal ini dilakukan guna menata seluruh aspek pariwisata dan ekonomi kreatif menjelang perhelatan MotoGP Mandalika yang rencananya akan digelar pada Oktober tahun ini.
Untuk memastikannya, saat melakukan kunjungan kerja ke Lombok, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, meninjau kesiapan amenitas berupa homestay yang berada di Desa Wisata Gerupuk, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sandiaga Uno mengatakan, homestay di Desa Wisata Gerupuk merupakan salah satu pembangunan infrastruktur yang berkeadilan, karena program ini menyediakan fasilitas rumah swadaya, yang pembangunannya melibatkan pemberdayaan masyarakat. Jadi, masyarakat ikut serta bersama-sama dalam mendesain kemudian membangun dan tentunya memperoleh manfaat dari hal tersebut.
Program homestay merupakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) atau yang biasa dikenal dengan program bedah rumah. Pada 2020 program ini ditingkatkan untuk menunjang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Lombok, NTB, yang merupakan salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.
“Desa wisata ini merupakan salah satu pendorong dari pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan. Selain itu, dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat dengan memperoleh mata pencaharian melalui penyewaan homestay. Fasilitasnya juga telah memiliki standar kualitas yang baik dan letak homestay ini sangat strategis dan relevan. Mengingat kawasannya berdekatan dengan MotoGP Mandalika Circuit,” ujarnya.
BACA JUGA: Daya Tarik Desa Wisata Bilebante Lombok Terus Diperkuat
Menparekraf Sandiaga menambahkan homestay ini menyasar target milenial kelas menengah baru yang ingin menikmati keindahan Mandalika, tapi tidak memiliki budget yang cukup untuk penginapan bintang lima. Dengan harga satu kamarnya Rp250,000/malam sudah termasuk sarapan, wifi, dan listrik, Sandiaga merasa harga tersebut cukup terjangkau.
“Tadi saya bersama dengan Pak Gubernur sudah berencana, mungkin sebelum perhelatan MotoGp Mandalika kita akan mencoba tinggal satu malam di homestay ini. Saya dengan Pak Gubernur siap ingin merasakan suasana menginap di homestay secara langsung,” kata Sandiaga.
Untuk strategi promosi homestay di Desa Wisata Gerupuk, ia mendorong penggunaan platform digital. Sandiaga berencana akan memberikan fasilitasi terkait digitalisasi dan virtualisasi guna mempromosikan homestay ini.
“Mudah-mudahan ini bisa memicu ekonomi masyarakat serta bangkitnya pariwisata dan ekonomi kreatif. Tentunya didukung dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Rumah Swadaya KemenPUPR K.M. Arsyad menjelaskan dalam pembangunan rumah ini pihaknya tidak meninggalkan nuansa lokal. Dimana konsep desainnya berdasarkan ruang tradisional Lombok, ada sesangkok, jadi kalau ingin masuk ke dalam rumah harus menunduk terlebih dahulu untuk memberikan penghormatan. Kemudian bentuk atap stilasi yang juga mengadopsi nuansa lokal. Konsol dibuat lebih rendah sebagai filosofi rumah adat Sasak tentang bagaimana tamu menghargai privasi pemilik rumah.
“Di samping homestay, kami juga melakukan pengembangan rumah untuk meningkatkan kualitas agar menjadi rumah layak huni. Jadi, langsung memperoleh dua fungsi, pertama pariwisata dan kedua rumah layak huni,” jelas Ardya.
KementerianPUPR sampai sejauh ini juga telah membangun 300 unit Rumah Swadaya di Lombok. Turut mendampingi Sandiaga Uno, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Sungkari, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, dan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara Satu KemenPUPR Rini Dyah Mawarty.
(Ismail Sidik Sahib)