TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendorong penyusunan Integrated Tourism Masterplan (ITMP) di kawasan Mandalika, NTB, dipercepat.
Untuk itu, Kemenpar meminta stakeholder pariwisata yang ada disekitar kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk memberikan masukan agar ITMP segera terealisasikan di salah satu kawasan yang ditetapkan pemerintah sebagai destinasi super prioritas itu.
Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Kemaritiman Frans Teguh menegaskan hal itu saat Forum Strategis Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Mandalika, NTB. Pada forum strategis ini, hadir pula Asisten Administrasi dan Umum, mewakili Setda Provinsi Nusa Tenggara Barat Hartina, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Lalu M. Faozal, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTB Najamuddin Ami serta para pelaku wisata di NTB.
Frans Teguh mengatakan, pembangunan kepariwisataan di Provinsi NTB utamanya Kawasan Mandalika diharapkan dapat terealisasi dengan baik dan dapat menjadi masukan bagi penyusunan Integrated Tourism Masterplan (ITMP) di Kawasan Mandalika.
“Untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi, OPD terkait dapat membuat _assessment_ mengenai jumlah tenaga kerja dan jenis pekerjaan yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan Kawasan Mandalika agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton,” katanya.
Dia melanjutkan, _framework_ kepariwisataan berkelanjutan Provinsi NTB memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh provinsi lain antara lain Desa Sesaot yang merupakan desa wisata terbaik di Indonesia serta Universitas Mataram sebagai Monitoring Center of Sustainable Tourism Observatory (MCSTO) yang telah mendapat pengakuan dari PBB.
Baca Juga: Dorong Pembiayaan Homestay di Mandalika NTB, Kemenpar Gandeng Lembaga Keuangan SMF
Hal-hal tersebut merupakan modal penting bagi NTB dalam mengimplementasikan kepariwisataan berkelanjutan yang merupakan ”panacea atau solusi” dalam meningkatkan reputasi destinasi wisata yang terdampak bencana alam.
“Untuk itu kami sangat berharap setiap stakeholder pariwisata yang hadir dalam forum ini dapat berkomitmen mendukung kepariwisataan berkelanjutan sesuai pilar-pilar Global Sustainable Tourism Council (GSTC) di kawasan Mandalika khususya,” katanya.
Sedangkan Lalu M. Faozal menjelaskan bahwa konsep Kepariwisataan Berkelanjutan pada dasarnya telah sesuai dengan program Pemerintah Provinsi NTB yaitu Asri dan Lestari serta Sejahtera dan Mandiri. Oleh karena itu bukan suatu hal sulit bagi NTB untuk bisa menerapkan konsep ini.
Salah satu bentuk penerapan kepariwisataan berkelanjutan yang sudah berjalan di NTB di antaranya program 99 Desa Wisata. Program ini merupakan satu program prioritas Gubernur pada 2019 yang diharapkan mampu meningkatkan daya tarik wisata NTB di pasar wisman tradisional maupun non-tradisional seperti Australia yang tumbuh signifikan setelah dibukanya penerbangan langsung Lombok-Perth yang dilayani oleh maskapai Air Asia.
“Karena itu forum ini mempertegas bahwa dalam penerapan kepariwisataan berkelanjutan diperlukan komitmen, konsistensi, dan kolaborasi untuk tindak lanjut dalam pembangunan kepariwisataan di destinasi bersama para pihak terkait,” katanya.
Ismail Sidik