TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Krearif (Kemenparekraf/Baparekraf) membahas beberapa langkah strategis yang dilakukan untuk memitigasi dampak pandemi COVID-19 yang masih terjadi pada 2021.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, saat melakukan interview virtual dengan Tempo, di Jakarta, Rabu (13/1/2021), menjelaskan fokus utama dalam menyiapkan langkah strategis di masa pandemi ini adalah menekan penularan COVID-19 serta mendukung langkah pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan seluruh pihak terhadap protokol kesehatan, guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Sandiaga menyebutkan pihaknya memberikan bantuan berupa penyediaan kamar hotel dan bantuan pangan bagi tenaga kesehatan, tim medis, dan pasien OTG (Orang Tanpa Gejala).
Selain itu, Sandiaga menuturkan terkait dengan strategi untuk mendatangkan kembali wisatawan mancanegara yang harus menyesuaikan dengan strategi pemerintah. “Kita tahu bahwa border ini sedang ditutup pada 14 – 28 Januari 2021. Hal ini akan berdampak pada target-target yang pernah dicanangkan sebelumnya. Oleh karena itu, kita akan melakukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan memfokuskan pada wisatawan nusantara,” kata Sandiaga.
Tak hanya itu saja, 17 subsektor ekonomi kreatif yang juga mengalami dampak dari pandemi COVID-19, nantinya akan diberikan fasilitasi berupa pendampingan dan peningkatan kompetensi, baik dari sektor animasi, film, musik dan lainnya. Hal ini dilakukan supaya pelaku ekonomi kreatif mampu bertransformasi dan beradaptasi di tengah akselerasi digital.
“Kita ingin betul-betul menyapa 17 subsektor ini. Kita tidak mau ada satu sektor pun yang tertinggal, karena konsepnya adalah no one left behind,” katanya.
BACA JUGA: Kemenparekraf-INACA Berkolaborasi Tumbuhkan Rasa Aman dan Nyaman Berwisata
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bekerja sama dengan seluruh stakeholder dalam pengembangan sektor ekraf ini, atau yang disebutnya sebagai 3G yaitu gercep (gerak cepat), geber (gerak bersama), dan gaspol (garap seluruh potensi untuk menyelamatkan lapangan kerja di sektor ini). “Dan tentunya kita juga akan menciptakan satu pendekatan terkait regulasi untuk memastikan sektor ini mendapat kemudahan dalam menjalankan usahanya,” ujar Sandiaga.
Lebih lanjut terkait dengan strategi promosi pariwisata, Sandiaga menjelaskan bahwa pihaknya akan mengedepankan promosi wisata mengenai protokol kesehatan dan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) atau yang Menparekraf Sandiaga biasa sebut K4 (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Keberlanjutan Lingkungan).
“Strategi ini dimaksud agar pergerakan mobilitas dari wisatawan nusantara tidak menjadi pemicu peningkatan atau penyebaran COVID-19. Karena persepsi kerumunan dan apa yang terjadi di destinasi wisata merupakan tanggung jawab kita bersama,” kata Sandiaga.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya menambahkan dynamic content juga menjadi salah satu strategi promosi Kemenparekraf. Dimana strategi komunikasi yang dilakukan harus menyesuaikan dengan kondisi COVID-19 terkini.
“Misalnya, kalau melihat dari status Satgas COVID-19 suatu destinasi wisata masuk kategori zona hijau, maka kita bisa mempromosikan destinasi wisata tersebut, tapi jika destinasi tersebut zona merah, kita bisa mempromosikan produk UMKM-nya, kita akan mendorong masyarakat agar mengkonsumsi produk-produk kreatif lokal,” kata Nia.
(Ismail Sidik Sahib)